Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Kebangkitan dan Kemajuan Tiongkok Bisa dalam Perdamaian?

13 November 2019   21:03 Diperbarui: 13 November 2019   21:10 2772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.beltandroad.news

Para pemimpin Tiongkok dan lembaga think-tank membuat penilaian baru, dengan mengembangkan kekuatan damai melebihi kekuatan untuk perang.

Pada Kongres Nasional PKT ke-13 yang diadakan pada tahun 1987, secara resmi diputuskan bahwa Tiongkok akan tetap berada di tahap pertama sosialisme untuk waktu yang lama. Ini juga merupakan pem-posisi-an suatu era bagi Tiongkok.

Tampaknya untuk membicarakan sudut pandang bagi Tiongkok, semua masalah yang ada dalam internasional dijadikan perbandingan untuk membantu Tiongkok memahami banyak masalah secara lebih mendalam dan komprehensif.

Tiongkok melihat bagaimana Barat telah memposisikan diri dalam beberapa dekade terakhir. Mereka telah menganggap era ini selama bertahun-tahun sebagai era yang disebut "gelombang demokrasi ketiga". Oleh karena itu, mereka berusaha sekuatnya untuk mempromosikan revolusi warna (revolusi pelangi) di dunia dan mempromosikan Musim Semi Arab. Akibatnya, revolusi warna yang kita tahu dengan cepat memudar, dan Musim Semi Arab menjadi Musim Dingin Arab.

Dan ini bahkan menyebabkan gelombang besar pengungsi dari Timur Tengah ke Eropa hari ini atau mengalir ke Eropa. Ini membuat runyam Eropa, yang bak  "mengangkat batu menimpakan ke kaki sendiri".

Pandangan Uni Soviet
Uni Soviet adalah negara adikuasa pada abad lalu. Bagaimana posisinya untuk saat itu? Pada saat itu, pemimpin tertinggi Uni Soviet, Brezhnev, mengatakan bahwa Uni Soviet memasuki era sosialisme maju. Kemudian Gorbachev juga percaya bahwa dunia telah memasuki era di mana nilai semua umat manusia di atas segalanya.

Namun menurut penilaian analis dan pengamat serta kenyataan sejarah, pem-posisian Brezhnev mengarah pada sosialisme yang salah, kemudian pem-posisian Gorbachev menunjukkan bahwa ia terombang-ambing oleh apa yang disebut nilai-nilai universal di Barat.

Tapi jika mau jujur tentang nilai-nilai universal dan nilai untuk semua manusia,  seharusnya didefinisikan oleh orang-orang di dunia., jika tanpa melalui penilaian yang ditentukan oleh prosedur semacam itu, sangat mudah untuk dibodohi oleh wacana-wacana Barat.

Jika dibodohi oleh nilai-nilai universal di atas, akibatnya terjadilah disintegrasi negara, jatuhnya ekonomi, sehingga 70 tahun akumulasi kekayaan sosialis Uni Soviet sebagian besar dijarah oleh Barat, dan kenyataan harapan hidup laki-laki orang Soviet turun di bawah 60 tahun. 

Jadi pem-posisian era adalah sangat penting, kalau tidak, mereka akan berbuat kesalahan yang serius, jika ini terjadi maka akan menjadi penyesalan seumur hidup. Dan kejadian semacam ini kita bisa melihat banyak.

Yang ketiga, bekerja-sama saling menguntungkan (Win-Win).
Tiongkok tidak mengakui adanya garis pemisah ideologi, menempuh jalur pembangunan yang damai dan kerja sama win-win. Membuka semua hal ke dunia luar, terbuka untuk kamp Uni Soviet, negara-negara bekas Uni Soviet, dan juga terbuka untuk seluruh negara dunia ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun