Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip Kekuatan Militer India dan Ambisi Berkembang Ke Timur dengan Kebijakan "Act East"

16 Januari 2018   18:54 Diperbarui: 16 Januari 2018   19:06 11151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sumber: www.defencetalk.com

Rudal "Barak" terutama digunakan di kapal AL-India, seperti kapal perang besar dan menengah sampai kapal perusak besar Delhi-class, begitu juga kapal fregatnya sekarang dipersenjatai dengan rudal anti-udara ini.

Sumber: Military Today.com
Sumber: Military Today.com
Kurang dari dua minggu setelah pesanan hampir 300 juta USD, India mengatakan bahwa mereka akan membeli lebih dari 120 pesawat nir-awak (high-altitude long-endurance drones) pesawat drone dengan daya tahan untuk terbang diketinggian tinggi, dan lebih dari 100 pesawat drone "Predator-C" buatan AS, yang sekarang dikenal sebagai pesawat tak berawak "Avenger".

Pesawat drone dengan daya tahan ketinggian tinggi dapat terbang terus menerus di ketinggian yang tinggi 18.000 meter selama lebih dari 30 jam untuk melakukan pengintaian jangka panjang untuk target di daratan.

Drone "Predator-C" berkemampuan untuk membawa bom, pesawat ini bisa mengisi celah dari kondisi drone bersenjata India, MQ-9B (Predator B) yang memiliki kemampuan untuk membawa bom. Ini bisa membawa setidaknya dua sampai empat bom terpandu presisi atau rudal udara-ke-permukaan "hellfire." Jika India mengimpor drone daya tahan lama ini, hal ini akan membentuk sistem pengintaian dan offensif atau penyerangan sekali gus.

Pada bulan Maret 2016, Kementerian Pertahanan India merancang sebuah cetak biru untuk mengalokasikan 3 miliar USD dalam sepuluh tahun ke depan untuk membeli lebih dari 5.000 drone yang meningkatkan pengawasan terhadap wilayah perbatasannya, ini menunjukkan bahwa India telah semakin cemas tentang keamanan perbatasannya.

Pesawat-psawat ini oleh pengamat diperkirakan untuk mengawasi perbatasan India, terutama yang ke arah ke Khasmir dan daerah ketegangan dengan Pakistan.

India meskipun masih dikategorikan sebagai negara berkembang, namun cukup berani untuk belanja untuk keperluan militer dengan dana yang begitu menakjubkan.

Di Paris Air Show pada bulan Juli tahun lalu, India menggunakan 10 miliar USD untuk membeli pesawat jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin. Tak lama kemudian, saat PM India Modi berkunjung ke AS, ia membeli 22 pesawat Reaper dengan harga lebih dari 90 juta USD.

Menurut laporan, Wakil Presiden Rusia Dmitry Rogozin mengatakan kepada media pada 27 Desember 2017 bahwa mereka mungkin dengan segera akan menandatangani kontrak dengan India untuk memasok sistem S-400.

Pada tahun 2011, skala pembelian militer India beralih dari tingkat yang tertinggi kedua di dunia ke tingkat yang tertinggi, dan mereka berturut-turut menjadi yang tertinggi selama tujuh tahun.

Para ahli dari Jane's Defense Weekly di London mengatakan: "Skala pengadaan militer India sangat besar sehingga melampaui skala pengadaan negara manapun, selama ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun