Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip Perkembangan Teknologi Kapal Induk Tiongkok dalam Rangka Menangkal AL-AS

22 November 2017   17:08 Diperbarui: 22 November 2017   22:33 4535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 13 Juli 2017, sebuah situs berbahasa Inggris "Shepard Media" menerbitkan sebuah artikel berjudul, "Analisis: Angkatan Laut Tiongkok Memiliki Keunggulan di Kawasan Asia Pasifik (Analysis: Chinese Navy Possesses Advantage in Asia-Pacific Region) Menunjukkan bahwa Angkatan Laut PLA terus memperkuat struktur militer dan kapasitas tempurnya di Asia Pasifik telah secara perlahan melampaui Angkatan Laut Amerika Serikat, yang berarti bahwa hal itu dimaksudkan untuk menggantikan AS sebagai jaminan keamanan kawasan ini."

Analis angkatan laut Chris Cavas dari Washington D.C. mengatakan bahwa usaha AL-PLA dalam modernisasi sepenuhnya didasarkan pada struktur tempur Angkatan Laut AS. Dia mengatakan bahwa AL-PLA meniru konsep armada seimbang Angkatan Laut AS, termasuk membangun serangkaian kapal perusak, kapal fregat, logistik, kapal pendukung misi dan sekarang kapal induk. Saat ini, Tiongkok memproduksi kelas-kelas baru dari kapal perang tanpa henti, seperti kapal perusak tipe 052D, kapal perang jenis 054A dan korvet tipe 056A.

Menurut Tiongkok alasan mengapa mereka mengembangkan kapal induk,  bukanlah untuk melawan kapal induk terbesar di dunia. Tingkok tidak berminat untuk kapal seberat 100.000 ton atau melihat kapal bertenaga nuklir dan membangun kapal induk mereka sendiri. Tiongkok mengatakan akan menggunakan kebutuhan untuk keamanan negaranya sendiri, dan kekuatan nasionalnya, tingkat teknologi  dan  kebutuhan semacam ini yang menjadi arah perkembangan mereka di masa depan untuk menentukan jenis senjata dan peralatan apa yang perlu mereka kembangkan, dan pertahanan nasional seperti apa yang perlu mereka bangun. Demikian menurut analis militer Tiongkok.

Lain lagi bagi AS yang memiliki strategi global, dan mereka ingin memiliki kapal induknya di dua samudera, baik di Samudra Pasifik atau Samudera Atlantik, baik Eropa, atau Asia Pasifik. Itulah strategi yang digunakannya. Untuk tujuan penyebaran global menuntut angka yang tinggi. Kini AS memiliki 10 kapal induk, dan sedang membangun yang ke-11, dan masih tidak cukup.

Apakah Tiongkok perlu membangun sebanyak AS? Tiongkok menyatakan bahwa mereka tidak perlu pergi ke pintu negara lain dan bertindak untuk deterrent atau penangkalan. Maka mereka rasa hanya perlu kapal induk yang lebih sedikit dan tidak perlu yang bertonase besar. Dan mempertimbangkan sistem tempur dan kebutuhan negaranya.

Dalam sejarah perkembangan militer manusia, ada pepatah terkenal, "30 tahun untuk sebuah angkatan darat, 50 tahun untuk angkatan udara, dan 100 tahun untuk angkatan laut."  Dari sini, kita dapat melihat betapa sulitnya sebuah negara membangun dan memiliki angkatan laut yang kuat.

Mantan Laksamana Soviet dari Armada Sergey Gorshlov pernah berkata, "Selama masa damai, satu-satunya cabang militer yang dapat mempertahankan kepentingannya di luar kawasan negaranya adalah angkatan laut biru  (laut dalam) dengan kapal induk dan gugus tempur inti dan kapal induknya sebagai kekuatan tempur utamanya."

Jadi tidaklah heran jika Tiongkok terus mengembangkan dan melakukan terobosan inovasi alutsista kapal lautnya, dan melatih untuk membiasakan awak kapal AL-PLA untuk menuju laut dalam dan jauh....

Tapi bagaimanpun kita mengharapkan dunia menjadi damai dan stabil untuk kesejahteraan kemanusiaan........

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://thediplomat.com/2017/10/3-us-carrier-strike-groups-enter-asia-pacific-ahead-of-trumps-visit/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun