Dulu pada semua pesawat pilot menggunakan kolom kemudi (steering wheel), pedal berputar yang melewati sambungan mekanik. Tapi dalam FBW tidak memerlukan steering wheel, jadi posisi untuk steering wheel dipakai untuk FBW melalui transmisi kabel. FBW telah membawa kontrol pesawat jadi revolusioner dan inovatif. Dan mengubah rudder degree atau tingat kontrol permukaan, tidak lagi mengandalkan kontrol langsung dari pilot, melainkan melalui perhitungan komputer yang komplek untuk merealisasikannya. Tapi ditengah ini menambah banyak ketidak pastian.
Sedang para peneliti dan teknisi Tiongkok sebelumnya sama sekali tidak punya pengalaman untuk ini, dengan memilih konsep ini, maka akan menghadapi banyak kesulitan dan bahaya besar. Pada mulanya pemimpinan peneliti tidak menyetujui menggunakan konsep "FBW."
Kemudian Xie Ping coba menemui Song Wencong: "Saya tahu dia pasti sangat setuju untuk menerima sesuatu yang baru. Lalu saya melapor kepada dia. Dan Song Wencong menyetujui, dan mengatakan laksanakan."
Song mengatakan : "Kita tidak boleh mengikuti orang lain berjalan setahap demi setahap, kita harus berbuat sesuatu yang lebih baik dan maju dari orang lain, dalam terobosan baru yang penting kalian harus punya keteguhan hati, mempunyai impian."Â
Singkat kata, dengan menggunakan sistem "FBW" maka perlu dirangkum lagi seluruh pengalaman yang timbul dalam penerbangan terdahulu untuk dianalisa  dan dirapihkan lagi, dan memberi solusi dengan menggunakan komputer untuk menghitung hal-hal yang komplek untuk memutuskan dan mangatur hal-hal yang harus diselesaikan.
Namun, manuver jet tempur di langit sangat komplek, dan mungkin juga akan menghadapi hal-hal yang tak terduga, untuk menjamin keselamatan penerbangan, maka diperlukan untuk mempertimbangkan segala kemungkinan-kemungkinan.
Sebenarnya sekeliling ini semua banyak sekali halangan, umpamanya jika sinyal bermasalah harus bagaimana mengatasinya. Harus dipikirkan apapun kemungkinan-kemungkinan dan harus bisa di atasi, dengan kata lain semua kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi harus dicari jalan untuk mengatasinnya, dan ini semua harus dirancang terlebih dahulu.
Menurut tuntutan disain, untuk hanya terbang  satu jam terbang jika telah ditemukan 10 minus 7 kali probabilitas terjadinya hambatan baru boleh diabaikan. Lainnya asal bisa ada kemungkinan dipikirkan maka semua harus dirancang konsep daruratnya, dan disimpan dalam komputer.  Ini adalah satu kerjaan yang cukup ruwet dan perlu kerja keras. Setiap orang diharuskan kerja teliti dan presisi, dan bisa membosankan dan perlu kesabaran.
Setelah disain rampung, untuk menghindari kemungkinan segala resiko keselamatan, masih mempersilakan test pilot mencoba untuk memberi pendapat dan evaluasi serta pengalamannya. Â Sedikitnya dua test pilot melakukan subyek yang sama, jika ada salah satu pilot yang tidak setuju dengan pendapatnya, maka perlu diminta pendapat dari pilot ketiga, tapi yang dikhawatirkan pilot ketiga atau pilot ke-empat berbeda pendapatnya dengan pilot tersebut, maka perlu diadakan analisa secara seksama. Pendapat pilot yang tidak sependapat itu. Demikian dituturkan oleh Yang Chaoxu (/53 tahun) ketika itu sebagai kepala kelompok yang mengkhususkan diri untuk kontrol penerbangan di AVIC.

Justru masih dalam masa penelitian J-10, sistem FBW di pesawat luar negeri mendengar ada kabar beberapa kecelakaan, bahkan hingga menewaskan beberapa test pilotnya. Kabar ini membuat para disainer untuk flight control system J-10 menjadi lebih tegang. Â Lei Jiang mengatakan: 'Ya memang kita menjadi tegang dan harus terus kerja lembur.'