Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Hubungan NATO-Uni Eropa dan Rusia

26 Juni 2017   19:24 Diperbarui: 26 Juni 2017   19:31 4264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusrasi dari :World Flag Database+ Theodora.com+ Getty Images+ Forbes+ The Telegraph-enchandlearning.com

Komentar Trump bukan hanya tentang NATO bahkan untuk seluruh Eropa komentarnya bisa dianggap "kasar dan tak kenal ampun." Dia mengatakan bahwa Kanselir Jerman Angela membuat "kesalahan dan bencana" dan mengatakan Uni Eropa telah menjadi "alat Jerman." Dia juga mengatakan Brexit itu hebat" dan negara-negara lain akan megikuti jejak Inggris.

Ketika untuk masalah perundingan TTIP/Transaltalntic Trade and Investment Partnership, Trump bahkan lebih langsung dalam menyerukan penghentiannya. Namun ketika untuk masalah Rusia, Trump tampaknya hatinya berubah secara tiba-tiba.

Trump mengatakan: Saya pikir saya akan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Putin. Dan saya pikir saya akan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Rusia.

Sebenarnya, menurut kampanye kepresidenan sebelumnya, Trump tidak berusaha menyembunyikan pendapatnya yang menguntungkan tentang tokoh politik yang kuat, Vladimir Putin. Tidak hanya dia melimpahi Putin dengan berbagai pujian, dia bahkan melakukan ini dengan resiko untuk menyinggung kaum establsihment di AS sendiri. Sikap seperti itu yang menjauhkan dia dari Uni Eropa, namun kedekatannya dengan Rusia menyebabkan kekhawatiran dan teguran dari Eropa.

Ketika Trump coba membawa dengan cepat memperbaiki hubungan dengan Rusia saat pertama kali menjabat, Uni Eropa benar-benar gugup. Rasanya gugup akan ada terjadi seperti Konferensi Yalta kedua. Konperensi Yalta kedua ini akan seperti isu internasional dan perbatasan Eropa yang diputuskan oleh kekuatan utama sebelum PD II berakhir di Yalta, jadi orang Eropa sangat khawatir setelah Trump berkuasa, AS akan berkeliling ke sekutunya di Eropa untuk mencapai semacam kompromi dengan Rusia, terutama di wilayah garis timur, garis sepanjang Laut Baltik, Polandia, Hongaria, dan Rumania bahwa hal itu akan mengorbankan kepentingan negara-negara Eropa.

Eropa juga khawatir bahwa Rusia dan AS akan meninggalkan negara-negara Eropa dalam serangkaian isu seperti Suriah dan Timur Tengah dan menyelesaikan urusan internasional melalui sebuah bentuk bilateral. Itulah "Konferensi Yalta kedua" yang dikhawatirkan Uni Eropa.

Opini Publik di Eropa telah menunjukkan bahwa jika AS menyesuaikan kebijakan Rusia seperti ini, Eropa pasti akan perlu memainkan peran geopolitik yang lebih independen. Merkel mengatakan: "Kita orang Eropa perlu mengendalikan nasib kita sendiri."

Setelah Trump menjabat, hubungan AS-Uni Eropa benar-benar memiliki beberapa keretakan baru. Karena pada umumnya dia tidak senang dengan Eropa, jadi pendiriannya sudah terdapat pertentangan di sana, dan sekarang sudah semakin besar. Pendapatnya tentang masalah keamanan, masalah ekonomi, dan urusan internasional antar negara lainnya terlihat berbeda. Dalam situasi seperti ini, tentu saja Eropa harus memikirkan sesuatu.

Mungkin mereka berpikir untuk menampilkan independensi kebijakan Rusia mereka lebih jauh lagi. Negara-negara Uni Eropa masih sangat khawatir dengan AS yang menyesuaikan strategi Eropa-nya. Dari perubahan hubungan AS-Uni Eropa, kita dapat melihat bahwa Eropa perlu memperbaiki hubungannya dengan negara-negara utama. Selain menyesuaikan hubungannya dengan Tiongkok dan meningkatkan kemitraan dengan Tiongkok, hanya hubungan yang bisa diperbaiki adalah hubungan dengan Rusia. Juga, kita harus mengatakan bahwa inisiatif dalam memperbaiki hubungan Rusia-Uni Eropa lebih banyak berada di tangan Eropa. Dari perspektif ini, Eropa rela mencapai pemahamannya.

Eropa Masih Ada Ketergantungan Dengan AS

Meskipun Eropa ingin menjadi lebih mandiri, kemampuan keamanannya sendiri terbatas, dan karena  mereka mengandalkan AS untuk mendapatkan jaminan keamanannya, maka hal itu harus mendengarkan pimpinan AS. Dan ini bahkan lebih jika menyangkut hubungannya dengan Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun