Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik Kebijakan Luar Negeri AS dan Geopolitik untuk Sekutu AS

12 Maret 2017   19:30 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:54 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustradi dari youtube.com/CCTVChina

“Die Zeit” Jerman percaya bahwa AS melakukan pengawasan terhadap sekutu menjadi hal yang menyebabkan kehilangan keyakinan dan kepercayaan atas aliansi keamanan AS-Uni Eropa. Kepercayaan/keyakinan  adalah dasar untuk mempertahankan sistem sekutu.

Namun, dalam sistem sekutu yang dipimpin AS, lebih bergantung pada keyakinan/kepercayaan dari AS, karena perbedaan kekuatan antara AS dan sekutunya. Ini berarti hubungan mereka lebih seperti dari seorang menajer dan pelindung, atau bahkan seperti manajer dan karyawan, dan dalam tingkat hubungan “manajer” jelas memiliki lebih banyak inisiatif.

Apa Yang Akan Terjadi Pada Aliansi Jika Sang “Manajer”  Dayanya Menurun?

Perubahan apa ayg akan terjadi pada aliansi yang tidak setara ini, dimana jika “manajer” dayanya menurun.

Pada 10 Pebruari, Presiden Trump mengadakan pertemuan di Gedung Putih dengan PM Jepang Shinzo Abe. Abe menjadi pemimpin negara dunia asing kedua yang mengujungi Trump di Gedung Putih setelah resmi menjabat presiden.

Beberapa media di AS dengan jelas mengatakan, bahwa kunjungan itu untuk menyenangkan Trump, Abe tidak hanya memaksa perusahaan besar Jepang untuk “berdarah-darah” berinvestasi di AS, dia bahkan menuntut agar peruahsaan-perusahaan ini menyediakan investasi dalam jumlah pekerjaan besar yang bisa membuat Trump “membual” dalam Twitternya.

Pada 11 Pebruari, sebuah editorial di “Global Times” menuliskan “ Abe berharap bahwa aliansi Jepang-AS akan lebih kuat dan mantap, tapi ini harus disanggah dengan uang. Abe sungguh tahu bahwa jaminan Trump dapat memberikan efektitas terbatas, karena takarannya dikontrol oleh AS.”

Aliansi semacam ini tidak setara. Artinya AS adalah bos dan Jepang adalah salah satu yang dilindungi. Pada kenyataannya bisakah Jepang mencapai kesetaraan internal? Banyak analis pikir itu tidak mungkin. Dengan melihat masih adanya tentara AS yang diasramakan di Jepang, dan situasi integrasi militer di aliansi Jepang-AS, dimana AS masih memimpin keamanan Jepang. Jadi dalam situasi seperti ini, AS akan menggunakan kerja-sama militer untuk mengontrol Jepang.

AS Pengendali Posisi Politisi Jepang

Bagi Jepang tidak hanya keamanan sendiri di tangan AS, bahkan yang lebih penting lagi jaminan militer ini harus ditukar dengan konsesi ekonomi. “Yomiury Shimbun” melakukan jajak pendapat opini publik nasional yang hasilnya menunjukkan 70% dari penduduk Jepang cemas tentang hubungan Jepang-AS di masa depan, dan lebih dari 70% mereka percaya bahwa hubungan Jepang-AS akan memiliki efek negatif pada ekonomi Jepang.

Partai politik oposisi Jepang telah mengeritik Abe dengan mengatakan, Abe mengurangi jumlah pekerja resmi di Jepang, sementara akan menciptakan lapangan pekerjaan di AS, dengan mengatakan bahwa Abe prioritasnya terbalik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun