Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik Kebijakan Luar Negeri AS dan Geopolitik untuk Sekutu AS

12 Maret 2017   19:30 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:54 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi negara sekutu bersedia mengikuti AS karena. Pertama adanya kepentignan mereka, yaitu mereka berpikir jika mereka mengikuti AS akan mendapatkan perlindungan keamanan yang lebih. Hampir setiap salah satu mitra AS berharap untuk mendapatkan janji keamanan dari AS. Dan Korsel ini mendapatkan yang lebih khusus untuk sekutu AS dan juga Jepang di Asia Timur Laut.

Namun, yang disebut ancaman tidak akan ada setiap saat, seperti hubungan internasional terus berubah. Setelah Uni Soviet bubar, benua Eropa secara bertahap mulai berubah tentang kesadaran keamanannya, dipercayai tidak akan ada konflik militer skala besar dan tidak akan dimulai lagi Perang Dingin, maka Eropa melaksanakan demiliterisasi, mengharuskan NATO melakukan transisi dari yang tadinya sebagai kelompok militer utama yang bertanggung jawab atas pertahanan bersama untuk sistem menajemen keamanan untuk menghadapi tantangan regional dan global.

Tapi hal ini membuat AS tidak senang dengan demiliterassi Eropa. Dua mantan Menhan AS Robert Gates dan Leon Panetta pernah memperingatkan bahwa demiliterasasi Eropa telah berubah menjadi sebuah Godpel/Injil di abad ke-20 untuk penghambatan bagi perdamaian sejati dan keamanan di abad ke-20.

Dan Krisis Ukraina pecah pada tahun 2013 ini menjadi kesempatan bagi AS. Politisi AS mengambil keuntungan dari situasi ini untuk menyebarkan pesan “perang tidak mungkin tidak akan terjadi” di benua Eropa.

Berdasarkan informasi yang terbatas yang dimiliki para pengamat mengatakan, AS pasti ada dibalik revolusi berwarna (color revulution) di Ukraina. Karena AS terhadap Eropa mempunyai pandangan sbb: Eropa masih cukup punya kesatuan, tapi masih kurang persatuan, atau masih juga berperang, itu tidak menguntungkan kepentingan nasional AS, namun Eropa tidak boleh terlalu bersatu, karena itu akan menjadi penantang AS.

Itu yang menjadi sikap AS terhadap Eropa. Pandangan ini sama untuk hubungan Rusia-Eropa. AS tidak ingin Rusia dan Eropa benar-benar menjadi perang total, karena itu akan sangat berdarah-darah dan AS harus terlibat. Itu dianggap tidak baik. Tapi AS tidak ingin mereka terlalu dekat. Sehingga memaksa sekutu-sekutunya untuk tergantung pada AS untuk keamanan mereka, dan ini mungkin menjadi kunci untuk bagaimana AS mempertahankan sistem sekutunya. Namun untuk seberapa jauh AS dapat menjamin keamanan sekutu-sekutunya?

Sumber: Obkom.com
Sumber: Obkom.com
Pada 7 Agustus 2008, perang singkat pecah antara Georgia dan Rusia. Gerogia melakukan serangan militer terhadap Ossetia Selatan, sebuah kawasan di wialayahnya yang menginginkan kemerdekaan. Dan militer Rusia dengan cepat merespon, tidak hanya mengusir militer Gerogia di Ossetia Selatan, tetapi memerangi daerah lain di barat Georgia, Abkhazia yang mencari kemerdekaan.

Pada ahirnya, dengan perantaraan Presdien Prancis yang lalu Nicolas Sarkozi, Rusia dan Gerogia mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata pada 12 Agustus 2008. Dua minggu kemudian, pemerintahan Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abkhazia.

Dari contoh peristiwa diatas, kita dapat melihat bahwa ketika terjadi untuk masalah keamanan dan janji-janji keamanan negara-negara kecil, AS mungkin tidak benar-benar mengikuti aturan NATO yang mengatakan jika sebuah negara diserang, maka itu sama dengan atau setara dengan semua negara NATO diserang, dan semua negara anggota perlu bersama melakukan serangan balik, termasuk AS. Dalam kenyataan AS tidak benar-benar melakukan itu.

Jadi jika untuk masalah Asia-Pasifik, Jepang berulang kali meminta AS untuk berjanji untuk masalah Kepulauan Diaoyu (Tiongkok) atau Senkaku (Jepang). Kemungkinan AS untuk mau mematuhi perjanjiannya sangat lemah dan diragukan.

Tapi ketika AS perlu memberi bantuan, satu hal yang perlu dilakukan adalah melihat seberapa pentingnya sekutu ini, juga seberapa banyak akan mempengaruhi AS jika sekutu ini jatuh. Hal lain adalah bagaimana kemampuan AS. Demikian pandangan beberapa analis tentang AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun