Mohon tunggu...
Maini Yarsi.B
Maini Yarsi.B Mohon Tunggu... Guru - Guru

perumahan BMS B.20 Desa Santur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijrahku di Pesantren Kilat

12 Januari 2021   21:45 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kami  membaca dua kalimat syahadat, dan mendengarkan pembacaan surat As-shaf tersebut, Insrtruktur itu mulai bicara dengan perasaan dan hatinya yang menggugah dan menyentuh ke lubuk hati kami. Dia menyadarkan akan dosa-dosa yang telah kami perbuat terutama pada orang tua, Betapa besarnya dosa yang telah kita lakukan pada orang tua, dan sedikitnya amalan yang telah dilakukan untuknya, bagaimana kita  bisa membalas jasa-jasa orang tua. Dia seperti menghujat  akan kesombongan kami yang telah banyak berbuat dosa dan kami  tidak menyadarinya.

Satu per satu di antara kami mulai tersedu-sedu menahan isak tangisnya, sehingga aku pun ikut menangis . Deraian air mata mulai membasahi pipiku, juga air di hidungpun ikut keluar menetes, aku melepaskan pegangan tanganku pada teman, untuk menyeka air yang menetes terus menerus keluar dari hidungku.Isakan tangis semakin banyak dan memecah keheningan malam itu.

Temanku suryati yang tak kuat lagi membendung air matanya dan sangat histeris dengan tangisnya, membuat  dia lelah dan terus memelukku. Aku berusaha juga menenangkannya dengan mengusap bahunya, beberapa kali. Dia sangat terpukul dan mersa berdosa sekali pada orang tuanya.

Kata-kata yang disampaikan Instruktur membuat kami berjanji untuk mengabdi pada ilLahi dan akan menyayangi kedua orang tua kami. Hatiku begitu tersentak dan mulai paham kenapa aku harus ikut acara ini ?. dan ternyata ada suatu dorongan yang kuat yang membuatku harus "hijrah" dari kehidupanku selama ini ,yang hanya sibuk dengan diri sendiri dan tidak banyak berbuat untuk ummat.Aku menyadari bahwa sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini merupakan anjuran yang disampaikan oleh nabi besar Muhammad SAW. Sehingga ini menjadi mottoku waktu itu.

Sejak mengikuti kegiatan pesantren kilat tersebut, aku mulai menjadi pribadi yang lebih supel dari biasanya dan juga memiliki sikap percaya diri, aku mulai berani untuk tampli di depan kelas , aku mencoba menjelaskan materi pelajaran yang sudah  aku pahami. Aku dan semua  temanku  yang ikut  kegiatn pesantren kilat   ,mulai berpacu di lokal itu, selalu aktif dalam belajar. Sehingga kami semua menjadi peraih juara dan  rata-rata meraih 10 besar semuanya. Nilaiku juga meningkat, aku lebih berani dan tidak takut berhadapan dengan orang lain termasuk laki-laki.

Sejak mengikuti  pesantren Kilat itu kehidupanku mulai berubah, aku  muali aktif pada organisasi dan juga aktif dalam belajar, karena kami memilki motto waktu itu "sukses study dan sukses organisasi". Alhamdulillah kami selalu aktif pada kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial untuk membantu orang yang kesusahan. Bahkan kami menggalang dana kemanusian untuk daerah bencana Bosnia  waktu itu. Kami mengadakannya  di aula atau auditorium sekolah yang cukup besar dan bisa menampung hampir semua siswa di sekolah.


Kegiatannya sangat  luar biasa, dimana  acaranya  dihadiri oleh seluruh siswa madrasah waktu itu.Aulanya penuh dan berdesakan, bahkan sampai banyak yang berdiri di depan pintu ,karena  tidak kebagian tempat duduk. Kami memutarkan film bencana bosnia pada layar putih dengan menggunakan OHP , waktu itu belum ada infokus seperti sekarang . Film tersebut menayangkan  kondisi anak-anak bosnia  yang terlantar disana. Tangisan dan derita yang  mereka alami tidaklah sebanding dengan penderitaan kita. Mereka kelaparan,kehilangan orangtua dan penuh luka di badannya. Sungguh pilu jika membayangkannya lagi.

Setelah menyaksikan film tersebut, temanku hengky mulai naik ke podium, wajahnya yang mirip dengan anak bosnia , kulit putih, rambut kerinting agak pirang dan kurus, mulai bicara... suaranya nyaring dengan memakai mix ,sambil menjerit dia berucap terus ,menggerakkan hati semua yang hadir di aula madrasah , bahkan guru-gurupun tergugah setelah melihat film dan mendengarkan orasi  dari hengky tersebut.

Dalam suasana yang haru itu,a ku dan teman-temanku mulai berjalan di sela sela  duduk antara semua siswa, sambil membawa kardus yang bertuliskan bantuan untuk anak BOSNIA Herzegovina.Semua mengeluarkan uang dan memasukkan ke kardus,dan yang sangat mengharukan juga diantara mereka ada yang melepaskan  perhiasan yang mereka pakai, lalu memasukkan ke dalam kardus yang kami bawa. Semakin lengking dan serak suara hengki menyerukan  untaiaan kata kemanusiaan, semakin banyak uang yang keluar dari saku mereka.

Selesai sudah acara pemutaran film tersebut, aku melihat wajah- wajah yang memerah dan mata sembab dari sebagian besar siswa Madrasah yang menyaksikan film tersebut. Aku salut dengan temanku hengky , dia berhasil dengan sukses menggalang dana hinga jutaan terkumpul dari siswa dan guru. Bahkan ditemukan kalung  dan gelang serta cincin emas demi kemanusian.

Padahal jika dipikir anak sekolah tentulah tidak punya banyak uang, tapi mereka punya tabungan, karena  di Madrasah itu umumnya mereka datang dari berbagai propinsi. Jadi mereka menerima uang bulanan dari orang tuanya yang dikirim melalui tabunganya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun