Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mati Suri (bagian 3)

3 November 2022   11:43 Diperbarui: 3 November 2022   11:52 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image pexels-t-nguyn

"Kau lebih membutuhkan. Pakailah," katanya sambil berjalan menghampiri kakiku. Dipasangkannya ke telapak kakiku yang melepuh. Sandal itu kebesaran, tetapi terasa empuk.

"Ayo, kita harus terus bergerak. Waktu kita pendek." Finn meraih tanganku dan menggiring kudanya.

Kami berjalan beberapa kilometer lalu Finn mulai kepayahan. Ia beberapa kali tersandung. Aku mencengkram lengannya untuk menahannya tetap di sisiku.

"Apakah kau mau beristirahat sebentar?" tawarku.

Finn menggeleng. "Kita harus tetap berjalan," tegasnya.

"Kau sudah lelah. Apakah kau ingin minum?" bujukku lagi.

"Tidak usah, Zoya, aku tidak lelah!"

"Kau sudah hampir tumbang tadi, Finn!" balasku berteriak.

Pria itu berhenti dan menatapku lama. "Ini bukan lelah. Kekuatanku berkurang karena berbuat kebaikan. Dalam pekerjaanku tidak boleh ada kebajikan, semua dilakukan dengan kejam. Aku seharusnya memasukkan jiwamu ke dalam karung dan menyeretnya di belakang kuda. Aku tidak boleh berbicara apalagi berteman dengan jiwa yang kutangkap. Belas kasihan adalah kelemahan. Aku belum pernah begini sebelumnya. Kurasa, kau adalah kelemahanku, Zoya."

Aku menatapnya dengan perasaan yang berkecamuk. "Kalau begitu, berhentilah berbuat baik padaku, Fin. Aku tak ingin kau mati," bisikku tersekat.

Pria itu menggeleng. "Aku tak bisa, Zoya. Aku terpesona sejak melihatmu di gurun itu. Mungkin ini takdirku. Biarlah aku menanggung kelemahanku ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun