Sebab sekarang kita melihat fenomena banyak orangnya berbentuk manusia tapi mental dan sikapnya seperti hewan-hewan: bisa anjing, jancuk, macan, kura-kura, kera, jerapah, tikus, jelangkung dan lainya. Silahkan tambahkan sendiri.
Terkadang rasa lapar menimbulkan ide yang liar maka tugas saya adalah menjinakannya. Sebelum makan atau sesudahnya saya menuliskannya, jadi lapar akhirnya jadi medium. Kamu gak percaya, ya sudah.
Wajib BAB
Nasihat Kang Munif ke Kang Mujib, dua adik Kang Abik itu bilang, orang yang banyak baca tapi tak menulis seperti orang yang banyak makan tapi tidak pernah BAB. Begitupula orang yang banyak menulis tapi tak pernah membaca, seperti orang yang banyak BAB tapi tak pernah makan. Penyakit semua.
Maksudnya, jangan terlalu lama dan banyak menabung gagasan tahu nanti kamu lupa, hangus semua, atau kamu mati terus sudah semua riwayat diri kamu. Kamu bukan Sok Hok Gie yang punya cacatan demonstran itu. Bukan pula Ahmad Wahib dengan Pergolakan pemikirannya. Bukan pula Pramoedya dengan Bumi Manusia.
Kamu hanya anak Emak kamu yang spesial di matanya, atau kekasihmu atau mungkin di sekitaran itu. Maka, agar lebih berguna menulislah untuk dirimu. Syukur berguna untuk orang. Sedikitnya, untuk mau meluangkan gagasan.Â
Apa perlu tulisan di publikasikan? Terserah kamu, kan tulisan kamu, yang penting berpikir mau menulis saja sudah bagus. Lebih bagus mau menulis pun menyebarkannya, moga saja ada yang tercantol dan mau membaca tulisan kamu.
Bersyukur
Di antara niat mencari ilmu itu bersyukur atas nikmat akal, begitu di kitab ta'lim muta'alim dijelaskan. Oleh karena saya menulis bentuk bersyukur, mendapat ilmu. Walau gak sebanyak kamu atau mereka atau siapa, yang penting dari sedikit ini berkah.
Ini berkah banyak nanya, baca, mikir dan merenung walau aslinya tetap saja bodoh. Tak apa lah mending bodo mau belajar daripada sok pintar tapi malas belajar.Â
Akhiri Saja