So, saat mendaki minimal saya bawa 3 tolak angin untuk menjaga kesehatan tubuh saya saat mendaki, satu diminum saat naik, satu sachet saat sudah dipuncak dan sisanya untuk jaga-jaga. Selain tolak angin saya juga bawa madu untuk menambah stamina. Walaupun dalam tolak angin juga ada kandungan madunya, tapi saya rasa perlu tambahan madu lagi untuk menambah stamina.
Oke, biar ngga nanggung kita lanjutin ceritanya yaa.
Di hari H pendakian, saya bersama 7 orang lainnya berangkat dari Sukoharjo sekitar jam 10 pagi. Â Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya jam 1 an kami sampai di basecamp Sawit di Salatiga. Kami memilih jalur pendakian Sawit karena "katanya" lebih enjoy selama pendakian, medan yang tidak terlalu berat dengan pemandangan yang menakjubkan.
Setelah istirahat sebentar dan sholat, kami melanjutkan dengan packing-packing dan breaving sebentar untuk memantapkan sebelum pendakian. Tepat jam 2 kami langsung berangkat dari basecamp sawit, tidak lupa berdoa terlebih dahulu dan minum tolak angin untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Kami pun memulai pendakian dengan melewati jalan stapak yang kanan kirinya masih ada rumah-rumah penduduk. Sampai di pintu gerbang, kami berkumpul kembali dan doa bersama.
Dari pintu gerbang kami sudah langsung disuguhkan dengan pemandangan yang indah, kanan kiri adalah sawah milik petani sekitar dan di atas terlihat puncak dengan awan-awan putih yang sungguh indah.Â
Sekitar 30 menitan kami sampai di Pos 1Â yang disitu ada sebuah gubug yang bisa kami gunakan untuk minum air dan istirahat sebentar. Maklum kami naik di siang hari dan jam 2 lagi, beruntung kami diuntungkan dengan adanya pohon-pohon yang rindang disepanjang perjalanan, jadi ngga terlalu panas.
Setelah istirahat 5 menit, kami langsung mendaki lagi, masih dengan trek yang hamper sama. Sekitar 40 menit kemudian baru sampai di Pos 2. Maklum kami kebanyakan wanita dan rata-rata pemula seperti saya. Jadi masih belum terbiasa dengan trek menanjak seperti ini.
Dari pos 2 kami istirahat sebentar, tapi lebih lama dari di pos 1, sekitar 10 menitan lah. Di pos 2 ini sudah terasa capek, sudah ngos-ngosan, dan kaki sudah kaku-kaku. Tapi itu bukan masalah, "Ayoo lanjut, tinggal dikit lagi !" Kata temenku yang mencoba menyemangati kami yang sudah loyo.
10 menit kemudian kami melanjutkan perjalanan, dan waahhh. Dari pos 2 ke pos 3Â medannya lebih berat lagi. Tanjakan yang lebih curam, tapi pemandangan yang menakjubkan sudah mulai kami rasakan. Ditambah di pertengahan jalan ada mata air yang bisa kami gunakan untuk sekadar cuci muka, teman kami juga ada yang meminumnya.