Mohon tunggu...
Mahliana De Uci
Mahliana De Uci Mohon Tunggu... Freelancer - dan bagaimana saya harus mengisi kolom ini?

Gemar menonton bola dan main PES. Asli Majalengka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ramalan yang Tersunting

17 Januari 2021   12:48 Diperbarui: 17 Januari 2021   13:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah ramalan disunting kembali
setelah intip pertanda-pertanda
somasi. Seperti redaktur koran,
ah, juru foto. Geli mengetahuinya,
meski tak perlu. Lapis di balik lapis.
Lebih dari wafer atau
pembungkus tempe,
bukan begitu, Ma?


Terstimulus bisikkanmu,
ada yang tak berterima,
terbakar seketika,
merayapi lini masa.


Kiranya, Ma,
fanatisme membutakan
lupa jika orang suci
sekalipun tetaplah orang
bermerah darah, berkuning tai
dan butuh vaksin impor
untuk tangkal virus di
sekitar rumahnya.


Usah gelisah, Ma,
atau sejak mula memang tidak
kau rasai sungguh itu karena
sudah tengok bayangan
hari ini sebelumnya?
Lapis di balik lapis, begitu, Ma?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun