Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Niat Saya Menulis untuk Menjadi Pena-Nya

4 April 2021   20:38 Diperbarui: 4 April 2021   20:58 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku (dokumen pribadi)

Saya pun banyak belajar tentang kehidupan dari dirinya. Salah satu hal yang paling penting saya pelajari adalah bagaimana seharusnya kita sebagai manusia menyikapi kehidupan.

Ia memberikan bimbingan dan teladan kepada saya tentang bagaimana seharusnya kita hidup dan apa yang seharusnya menjadi tujuan dalam kehidupan kita. 

Idealisme kehidupan yang saya pahami adalah bahwa sejatinya kita bisa hidup karena adanya Tuhan. Dia yang telah menciptakan kita. Dia yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Dia yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita.

Memahami Tujuan Kehidupan

Dari pemahaman ini, saya mulai berpikir mendalam. Dalam perenungan, muncul sebuah pertanyaan, "Apa sebenarnya yang diharapkan Tuhan dari kita?"

Setelah saya banyak mencari-cari, saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya ini dari sebuah buku yang disusun oleh Ustad Bediuzzaman Said Nursi. 

Ustad Bediuzzaman Said Nursi dikenal sebagai seorang ulama sufi yang menentang sekularisme yang terjadi di negara Turki di awal masa pemerintahan Republik di bawah pimpinan Mustafa Kemal Ataturk.

Saya memang banyak mengambil inspirasi dari ulama besar yang hidup pada abad ke-20 ini. Risalah Nur, karya fenomenal sang ulama yang menitikberatkan pada permasalahan keimanan, memang patut untuk didalami isi dan maknanya.

Dalam risalah Al-Kalimat, Ustad Bediuzzaman Said Nursi menjelaskan bahwa Allah sebagai Zat Pemberi Nikmat hakiki kepada manusia menuntut tiga hal dari manusia, yaitu zikir, syukur, dan pikir.

Zikir sebagai pembuka, syukur sebagai penutup, dan apa yang ada diantara keduanya adalah pikir. Pikir artinya merenungi dan menyadari bahwa nikmat-nikmat yang berharga yang diberikan Tuhan merupakan mukjizat kodrat Tuhan Yang Maha Esa serta hadiah rahmat-Nya yang luas.

Inilah tujuan kehidupan manusia yang hakiki di dunia. Tanpa adanya ketiga hal tersebut, rasanya kehidupan manusia akan menjadi sangat sia-sia, hampa tanpa makna.

Refleksi Diri sebagai Penulis

Setelah saya memahami hal ini, saya semakin banyak merenung. Terutama setelah saya menelurkan dua karya tulis yang berhasil saya terbitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun