Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membentuk Generasi Emas yang Kita Rindukan

30 Desember 2020   10:08 Diperbarui: 30 Desember 2020   10:12 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School (CRIBS)(DOK. CRIBS via kompas.com)

Kemiskinan dan perpecahan tidak akan terjadi jika tidak ada kebodohan. Kebodohan bisa dientaskan dengan pendidikan. Pendidikan adalah pusatnya. Pendidikan adalah kuncinya.

Masyarakat terdidik akan mudah dipersatukan, tidak mudah terprovokasi dan tersulut konflik sehingga terjadi perpecahan. Masyarakat terdidik akan mampu menjawab tantangan ekonomi yang mendera kehidupannya sehingga jauh dari kemiskinan.

Gagasan besar membentuk generasi emas dengan pergerakan aktif pelayanan (khidmah) pada kemanusiaan ini bukanlah sebuah alternatif pergerakan pendidikan. Alternatif biasanya akan membawa pada sebuah kompetisi. Di dalam sebuah kompetisi sangat rentan terjadinya gesekan-gesekan. Gesekan yang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Akhirnya, konflik dan perpecahan yang terjadi.

Dalam membentuk generasi emas dibutuhkan pergerakan bersama masyarakat. Diperlukan sebuah wadah inisiasi kebersamaan. Wadah inisiasi yang bisa dimulai dengan adanya dialog antar masyarakat yang memiliki berbagai macam perbedaan. Perbedaan keyakinan, golongan, budaya, bahasa, ras, suku bangsa, warna kulit, semua harus bisa dipersatukan.

 Dalam wadah dialog ini, semua orang akan duduk bersama, berpikir bersama, dan memutuskan bersama. Tidak ada lagi alternatif jalan yang berbeda. Yang ada adalah berjalan bersama, seiringan dan seirama dengan cara yang berbeda-beda. 

Hojaefendi menyebut hal ini dengan collective comprehension atau pemahaman bersama. Pandangan bersama lebih berharga daripada pandangan pribadi, walaupun pribadi itu adalah seorang yang jenius sekalipun. Dalam agama dikatakan bahwa sesuatu yang diputuskan bersama pasti akan mendapatkan keberkahan.

Inilah pemikiran dan pemahaman Hojaefendi tentang membentuk generasi emas yang telah menginspirasi dan menggerakkan jutaan orang di seluruh dunia. 

Alhasil, generasi emas yang dimaksud Hojaefedi adalah sungguh generasi yang mulia, layaknya sebuah logam emas. Untuk melakukan tugas mulia membentuk generasi emas dibutuhkan orang-orang yang memiliki perasaan yang tulus dan suci. Sejatinya, tugas ini adalah tugas kita semua. Apalagi bagi yang berprofesi guru, mendidik generasi emas adalah tugas utamanya. 

Guru adalah sebuah tugas suci. Seperti halnya dikatakan Hojaefendi bahwa mendidik dan mengajar adalah kegiatan "suci" dan para pendidik dan guru adalah "orang suci". Karena pendidikan melingkupi nilai-nilai moral dan spiritualitas. Nilai-nilai inilah yang menjadi inti dari generasi emas yang kita rindukan.

[Baca Juga: Kita Berada di Antara Dua Ekstrem]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun