Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalam Rasa Takut Ada Kenikmatan

8 November 2020   09:09 Diperbarui: 8 November 2020   09:20 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(Thinkstockphotos.com via kompas.com)

"Dalam rasa takut terdapat kenikmatan", itu yang disampaikan Ustad Bediuzzaman Said Nursi ketika menjelaskan ketidakberdayaan manusia dan rasa takutnya kepada Tuhan.

Sejenak saya berpikir, bagaimana mungkin ada kenikmatan dalam rasa takut? Biasanya takut identik dengan kecemasan, kegelisahan, dan kekhawatiran. Rasanya tidak ada kenikmatan pada semua kondisi tersebut.

Perasaan Takut

Bicara tentang "takut" saya teringat ketika kecil dulu sering merasa takut ketika tidur. Biasanya jika sudah bangun di tengah malam, sulit untuk bisa tidur lagi. Pikiran menerawang kemana-mana.

Untungnya, Ayah saya bekerja di malam hari. Biasanya saya menunggu sampai Ayah pulang. Ketika Ayah pulang hilang rasa takut. Setelah itu, saya bisa tidur nyenyak lagi.

Orang Indonesia seperti saya memang sering merasa takut. Wajar saja, masyarakat Indonesia suka sekali dengan dunia mistis. Film horor berbau mistis, kata-kata hantu, setan, dan istilah-istilah mistis lain yang menakutkan dibicarakan masyarakat luas. 

Dalam ilmu psikologi, istilah takut tidak berhubungan dengan dunia mistis. Rasa takut atau cemas berlebihan disebut dengan fobia. Fobia adalah jenis gangguan kecemasan dan mengacu pada respons kecemasan persisten tinggi yang biasanya (tetapi tidak selalu) dianggap berlebihan atau tidak rasional oleh orang-orang terhadap kehadiran atau antisipasi objek atau situasi yang mengancam (American Psychiatric Association, APA, 2013).

Menurut APA, ada tiga jenis fobia, yaitu agorafobia (agoraphobia), fobia sosial (social phobias), dan fobia spesifik (specific phobias).

Agorafobia adalah rasa takut atau cemas yang berlebihan pada tempat atau situasi yang membuat penderitanya merasa panik, malu atau terperangkap, dimana penderita merasa tidak bisa mendapatkan pertolongan ketika merasakan hal tersebut. 

Fobia seperti ini sangat mengganggu ketika terjadi pada hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Contoh agorafobia yang paling terkenal adalah fobia terhadap keramaian.

Fobia sosial, atau Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) adalah ketakutan, kecemasan, dan penghindaran yang intens dari interaksi sosial di mana ada potensi untuk diteliti atau dinilai secara negatif oleh orang lain. Contoh fobia sosial yang terkenal adalah fobia berbicara di depan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun