Mohon tunggu...
Mohammad Mahfuzh Shiddiq
Mohammad Mahfuzh Shiddiq Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Seorang yang masih belajar menulis dan menebar kebermanfaatan | Pemilik dan penulis di www.haimatematika.com | Investor dan kurir di Tazkiyah Shop.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilema Lobster: Susi Suka yang Besar, Edhy yang Tidak Sabar

14 Desember 2019   16:11 Diperbarui: 18 Desember 2019   18:47 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: ShenXin, pixaby.com

Susi Pudjiastuti tidak bisa dipisahkan dari isu soal laut dan sekitarnya. Saat ada hewan laut yang disalahgunakan untuk satu kalangan  saja, Susi pasti mengecam. Wanita yang identik dengan kata "Tenggelamkan!" ini tidak rela jika kekayaan laut Indonesia dirampas dan dijarah oleh pihak yang tak berwenang.

Beberapa hari lalu di akun media sosial twitter, Susi menanggapi soal wacana kebijakan Lobster saat makan dua lobster besar kesukaan dia. Susi berpendapat bahwa kebijakan ekspor benih lobster itu sangat merugikan nelayan. Harga jual yang rendah disekitar Rp.100 ribu sampai Rp. 130.000 per gram yang seharusnya lebih dari itu yaitu sekitar 1 juta lebih.

Mantan menteri Kelautan dan Perikanan tersebut menyarankan agar nelayan tidak boleh dibodohi dengan menjual bibit lobster dengan harga murah. Seharusnya benih lobster dibudidayakan terlebih dahulu sampai besar sehingga harga jual bisa lebih mahal.

Pendapat tersebut senada dengan permen yang dikeluarkan Susi waktu menjabat yaitu Permen KP Nomor 56 Tahun 2016 tentang larangan penangkapan dan/atau pengeluaran Lobster, Kepiting dan Rajungan dari wilayah  Negara RI. Lobster yang boleh ditangkap harus sudah mencapai panjang 8 cm dan berat minimal 200 gram.

Benih lobster memang sangat menarik bagi para kalangan pecinta seafood dunia. Permintaan setiap bulan selalu meningkat. Indonesia sebagai negara kelautan dan kepulauan memeiliki potensi lobster yang besar. Pasar seperti Vietnam dan Singapura menjadi tujuan ekspor lobster dari Indonesia.

Namun pihak yang tak bertanggung jawab sering kali menyelundupkan benih lobster ini dengan harga yang relatif murah. Negara dirugikan milliaran rupiah akibat ulah para pencuri ini. Selama menjabat 5 tahun, Susi sudah menggagalkan ratusan kasus penyelundupan benih lobster.

Di lain pihak, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengkaji kebijakan yang bertolak belakang dengan kebijakan Susi saat menjabat dulu. Edhy mempertimbangkan ekspor benih lobster ke Singapura dan Vietnam. Hal ini didasarkan pengamatan bahwa benih lobster yang ada di pasaran 80% berasal dari Indonesia.

Beliau mengungkapkan bahwa fakta ini merupakan kesempatan besar karena produk Indonesia diminati pasar dunia. Jika potensi ini dimanage dengan baik dan terstruktur maka pendapatan negara akan meningkat dari sektor benih lobster.

Edhy memang kerap kali bersilang pendapat dengan Susi. Tercatat mulai dari kebijakan penggunaan cantrang, penenggelaman kapal illegal fishing dan terakhir tentang ekspor lobster.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun