Social capital -- jaringan sosial dan reputasi.
Natural capital -- sumber daya alam dan lingkungan.
Demikian pula, income tidak lagi dipandang hanya sebagai laba ekonomi, tetapi juga mencerminkan nilai tambah sosial dan lingkungan melalui pelaporan keberlanjutan seperti Integrated Reporting dan ESG metrics. Dengan demikian, laba menjadi simbol kontribusi dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Pendekatan Logika dalam Teori Income dan Capital
Teori akuntansi tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi juga mencerminkan cara berpikir logis. Bab 6 dalam buku Wolk dkk menekankan bahwa evolusi teori income dan capital juga merefleksikan perkembangan logika ilmiah.
1. Logika Deduktif (Aristoteles)
Pendekatan ini berangkat dari prinsip umum menuju penerapan khusus. Misalnya, postulat going concern dan monetary unit menjadi dasar rasional untuk pengukuran laba historis. Dengan logika ini, laporan keuangan memiliki konsistensi internal.
2. Logika Empiris (Bacon dan Mill)
Logika empiris muncul pada abad ke-17. Pengukuran laba didasarkan pada praktik nyata dan pengalaman ekonomi. Contohnya, metode biaya historis (historical cost accounting) digunakan karena terbukti dapat diandalkan dalam praktik bisnis.
3. Logika Positivistik
Pada awal abad ke-20, muncul tuntutan objektivitas dan verifikasi. Pendekatan ini mendorong penggunaan metode transaction-based income, di mana laba dihitung berdasarkan transaksi yang dapat diobservasi.
4. Logika Kritis dan Hermeneutik
Logika ini memperluas akuntansi menjadi reflektif terhadap nilai sosial. Laba bukan sekadar angka teknis, melainkan cerminan makna sosial dan tujuan ekonomi. Perbedaan antara laba ekonomi dan laba akuntansi mencerminkan kebutuhan pengguna yang berbeda.
5. Perpaduan Logika
Teori modern menggabungkan pendekatan deduktif, induktif, dan kritis. Akuntansi berkembang melalui proses logis untuk memahami apa yang dimaksud dengan "nilai", "kekayaan", dan "kinerja".
Konsep dan Metode Pengukuran Modal (Capital)
Modal merupakan ukuran sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh entitas. Konsep modal menentukan bagaimana laba didefinisikan dan dihitung.
1. Financial Capital Maintenance
Modal dianggap terjaga apabila jumlah moneter tidak berkurang. Laba diakui apabila ekuitas akhir lebih tinggi dari awal, setelah memperhitungkan distribusi. Pendekatan ini cocok dengan biaya historis karena menekankan kestabilan dan objektivitas.
2. Physical Capital Maintenance
Modal dianggap terjaga apabila kapasitas produksi tetap sama. Laba hanya diakui jika terjadi peningkatan kemampuan produksi. Pendekatan ini sering digunakan pada kondisi inflasi atau perubahan harga yang signifikan.
Konsep dan Metode Pengukuran Pendapatan (Income)