Tangan nya bergetar, ingatan nya tentang menjagal dengan bau amis darah menyengat.
"Clavicula.. strenum.. " ucap Hasyim berbisik tiba-tiba.
Tak menyadari pisau tua berkata sudah di tangan Hasyim. Mata merah seolah menyala, keringat dingin dan tangan bergetar membuat nya bergairah saat memegang pisau tua andalan nya.
Ia perlahan menelusuri lorong kamar, melihat Rini yang sedang tertidur dalam kamar nya.Â
Hujan masih menghantam atap rumah mereka, Â Hasyim mulai menyeringai.
"Claviculaa...scapula.. humeruss..." Kata Hasyim. Ia dan pisau nya menari-nari, mendekati tubuh Rini yang mendadak kaku.
"Kreeek...kreeek..kreeek"
Malam menakutkan itu pun berakhir.
Pagi hari nya Hasyim terbangun dari kamarnya, leher nya kaku, badan nya sakit.
Mendadak aroma kopi arabica tercium hingga kamar Hasyim. Ia pun segera menyibak selimutnya dan menuju dapur.
"Pagi Mas, minum kopi nya" Rini lah yang menyiapkan kopi pagi itu. Â Samar ingatan Hasyim tentang apa yang sudah Ia lakukan semalam.