Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Adakah Mata yang Mencinta

25 Februari 2021   14:32 Diperbarui: 25 Februari 2021   14:47 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: tribunnewsmaker.com/sinetron ikatan cinta


Adakah yang lebih indah dari mata yang mencinta?
Menatap lekat
Bak mantera sihir tak terlihat
Pada bola-bola mata indahmu yang penuh perekat

Burung-burung sunyi
Tak bernyanyi
Hanya gemerisik rerumputan
Yang mengintip di balik persembunyian

Matamu menarik sukma
Kala tersenyum ceria
Meneduhkan rasa
Kala tertutup butiran air mata

Kemana mata itu
Yang kurindu
Saat dulu
Dalam benaman riak penuh candu

Tanpanya aku tersesat
Dalam labirin teka-teki penuh pukat
Tanpamya aku terpenjara
Dalam ruang waktu tanpa arah dan masa

Haruskah kutelusuri jejak tanpa nama
Tuk kujadikan mata yang mencinta
Atau kubiarkan jiwaku terpuruk dalam kelam
Menanti kembalinya cahaya menyampaikan salam

Di ujung senjakala
Matahari meredup di balik cakrawala
Rembulan yang genit mengintai dalam tanya
Masih adakah mata yang mencinta?


Tangerang, Februari 2021
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun