Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Kembang Api dan Cahaya Shalawat: Merenungi Makna Maulid Nabi di Tengah Gemerlap Malam

4 Oktober 2025   22:20 Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta kembang api. (Foto: Tangkapan layar youtube)

"Kalau Nabi masih hidup, saya yakin beliau akan tersenyum saat kita bershalawat. Tapi mungkin beliau akan meneteskan air mata jika tahu, sebagian dari kita lebih sibuk menyalakan kembang api daripada menyalakan kasih."

Cahaya yang Sejati

Kembang api hanya menyala beberapa detik. Sedekah bisa menyala sampai akhirat.
Keduanya sama-sama cahaya, tapi yang satu membakar, yang satu menerangi.

Maka mungkin bukan persoalan perlu atau tidak perlu kembang api. Tapi lebih kepada:
Apakah kembang api itu menambah cinta kita kepada Nabi, atau justru menutupi cahaya cinta itu sendiri?

Penutup:
Merayakan Maulid adalah bentuk cinta. Tapi cinta yang sejati selalu melahirkan manfaat. Bila setiap letupan kembang api diganti dengan sepotong roti untuk yang lapar, mungkin malam Maulid akan benar-benar jadi malam cahaya - bukan di langit, tapi di hati manusia.

[mp]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun