Â
Menangis diam-diam sebuah bangku,
Anak pemiliknya kini tak lagi hadir.
Hanya surat sobek jadi suara,
Aku ingin bebas... aku ingin belajar.
Ruang kelas menunggu dengan sunyi.
Pagi datang, tawa teman-teman mengisi udara,
Riuh langkah sepatu menabrak lantai.
Ada satu sudut yang tetap sepi,
Sejak pemiliknya ditarik waktu ke balik jeruji.
Tetaplah ia siswa, bisik gurunya, jangan padamkan mimpi.
Orang bisa salah langkah,
Waktu bisa memberi luka.
Orang tua, guru, bangsa---semua tahu:
sebuah bangku kosong
lebih nyaring dari seribu kata.
Jakarta 27092025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI