Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Financial

MERI dan Rekor di Bursa: Saat Mimpi Pendidikan Bertemu Optimisme Pasar

12 Juli 2025   20:16 Diperbarui: 12 Juli 2025   20:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MERI dan Rekor di Bursa: Saat Mimpi Pendidikan Bertemu Optimisme Pasar (foto:ist)


Oleh: Mahar Prastowo

Jakarta --- Di tengah riuh rendah lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), ada yang berbeda pagi itu. Bukan hanya seremoni pencatatan saham perdana, tetapi juga pemandangan para karyawan yang kompak menari flash mob di halaman Gedung BEI, menyanyikan lagu dan credo yang selama ini menjadi ruh perjuangan mereka. Hari itu, PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi menjadi perusahaan edukasi pertama yang melantai di Papan Pengembangan BEI --- dan langsung mencetak rekor.

Pada hari kedua perdagangannya, saham MERI melonjak 34,88 persen, dengan volume transaksi menembus 423,52 juta lembar senilai Rp94,71 miliar. Sebuah capaian yang tak hanya mencuri perhatian investor ritel, tetapi juga menjadi sinyal kuat: optimisme publik terhadap prospek bisnis pendidikan di Indonesia tengah bangkit.

Bagi Merry Riana, pendiri dan Komisaris Utama MERI, IPO ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang. "Kami membangun bukan untuk dijual. Kami membangun untuk ditumbuhkan bersama Anda," tegas Merry, yang juga memutuskan untuk mengunci seluruh kepemilikan sahamnya hingga lima tahun ke depan. Sebuah langkah yang jarang terjadi di pasar modal Indonesia.

Ekspansi, Bukan Sekadar Euforia

Berdiri sejak 2014, MERI memfokuskan diri pada pendidikan karakter dan pengembangan soft skills generasi muda melalui berbagai kanal: mulai dari kelas tatap muka di 34 lokasi Merry Riana Learning Centre, hingga platform digital Merry Riana Digital Learning. Model bisnis ini terbangun tanpa modal investor atau pinjaman bank --- dan tetap menjaga arus kas positif hingga akhirnya memutuskan untuk go public.

Di balik lonjakan harga saham, ada fondasi bisnis yang dianggap kuat: pendekatan Experiential Learning Technologies yang terbukti menjangkau puluhan ribu anak dan remaja. "Nasabah fixed allotment kami adalah investor jangka panjang yang percaya akan masa depan MERI," kata Wientoro Prasetyo, Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas.

Hermanto Tanoko, pengusaha yang menjadi investor strategis, menyatakan dukungan penuh bagi ekspansi MERI. "Kami akan terus menambah cabang, melakukan merger dan akuisisi, serta memperkuat layanan edukasi nonformal yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya. Ini menjadi sinyal bahwa MERI tak berhenti di pencatatan saham, melainkan mempersiapkan fase pertumbuhan berikutnya.

Momentum Pasar dan Harapan Pendidikan

Bagi pasar modal Indonesia, kehadiran MERI memberi warna baru di antara dominasi sektor perbankan, komoditas, dan infrastruktur. Sebagai emiten pendidikan, MERI membuka peluang bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor yang punya potensi dampak sosial signifikan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyebut keberhasilan IPO MERI sebagai contoh ideal keseimbangan antara tata kelola perusahaan, pertumbuhan berkelanjutan, dan penciptaan nilai. "Semoga perusahaan terus melaju dengan prestasi, menjadi kebanggaan serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.

Namun lebih dari sekadar angka, IPO MERI menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab negara, tetapi juga dapat menjadi peluang bisnis berkelanjutan yang melibatkan sektor swasta dan publik.

Mengubah Mimpi Menjadi Nilai Ekonomi

Langkah MERI memutuskan untuk melantai di bursa sekaligus menjadi cermin perubahan paradigma: bahwa mendidik karakter generasi muda juga bisa menjadi bisnis profesional, profitable, dan berdampak positif. Tak sekadar meraih keuntungan, tetapi juga menanamkan nilai dan visi jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun