Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter

https://www.maharprastowo.com https://wa.me/6285773537734 Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: Mengubah Problem Menjadi Profit.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Soal Tambang Ilegal di Bolmong Selatan: Jebakan Berita dan Rp 20 Juta di Swiss-Bellhotel

11 Juni 2025   01:36 Diperbarui: 11 Juni 2025   01:36 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jebakan Berita dan Rp 20 Juta di Swiss-Belhotel (ilustrasi ai)


Oleh: Mahar Prastowo

Suasana Coffee Shop Swiss-Belhotel Maleosan di Manado seperti biasa. Riuh ringan pembicaraan bisnis dan aroma kopi arabika dari dapur menyambut pengunjung. Tapi tak ada yang menyangka, di salah satu sudut ruangannya, berlangsung sebuah pertemuan yang kemudian menjadi polemik di ruang redaksi, institusi, bahkan publik Sulawesi Utara.

Namanya Nasution. Seorang wartawan dari PortalSulut.ID. Ia bukan wartawan senior, tapi sudah kenyang turun ke lapangan. Namanya mulai dikenal di kalangan pegiat lingkungan karena pemberitaannya soal tambang emas ilegal yang memakai alat berat. Beberapa berita terakhirnya menyebut nama RB, dan lokasi tambang di Tobayagan, Pinolosian Timur, Bolaang Mongondow Selatan.

Berita itu ramai. Seperti api menyambar ilalang di musim kemarau. Tapi rupanya, bukan hanya publik yang tergelitik. Ada yang merasa terganggu. Dan di sinilah kisah itu bermula.

Sabtu malam, Nasution bertemu dua orang: satu mengaku intel, satu lagi sesama wartawan. Lokasi berpindah dari Aston ke Swiss-Belhotel. Masih menurut pengakuan Nas, malam itu terjadi pembicaraan soal penghapusan berita. Disebut ada tawaran sebesar Rp 20 juta. Entah itu fee, entah istilah lain, yang pasti itu uang.

Tapi uang itu tak pernah benar-benar sampai. Yang terjadi justru sebaliknya: Nas ditangkap keesokan harinya, Minggu siang. Diringkus oleh anggota Polresta Manado atas dugaan pemerasan, dengan laporan yang dibuat oleh seseorang bernama Frk, yang belakangan diketahui adalah anggota TNI yang berdinas di Kodim 1303/Bolmong.

Frk disebut sempat memperkenalkan diri sebagai anggota Pusat Intelijen TNI AD. Namun, sumber lain juga menyebutkan, ia kerap mengaku sebagai anggota BIN di berbagai kesempatan. Status inilah yang membuat redaksi PortalSulut.ID curiga dan menyebutnya "BIN palsu" dalam keterangan pers mereka.

Di Polresta Manado, Nas diminta membuat surat pernyataan. Ia menyatakan berita tentang tambang Refan tidak benar. Permintaan maaf pun disampaikan secara terbuka kepada RB. Proses ini kemudian memunculkan tanya: apakah ini murni hukum, atau tekanan terhadap kerja jurnalistik?

Di tengah polemik ini, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulawesi Utara, Edwin Popal, ikut bersuara. Menurutnya, berita Nas bukan hoaks. Tapi investigasinya tidak tuntas.

"Investigasinya terputus di tengah jalan. Harusnya ada data, video, foto, konfirmasi, dan klarifikasi. Jangan buru-buru mengeksekusi berita," katanya.

Popal menambahkan bahwa pola semacam ini---gertakan pelaku kejahatan dengan melibatkan oknum aparat untuk membungkam pers---bukan hal baru. Ia menyebut tambang, judi, dan mafia BBM sebagai sektor rawan intimidasi terhadap wartawan.

Namun ia juga mengingatkan wartawan agar tidak terjebak dalam permainan berita setengah matang dan dugaan transaksi di balik layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun