Sejak langkah awal, jalur sudah memberikan perlawanan.
Tanah yang licin akibat hujan membuat langkah-langkah kami penuh kewaspadaan. Jalur didominasi tanjakan terus-menerus tanpa banyak bonus jalur datar, menguji fisik dan mental kami.
Tak jarang, kami tergelincir di medan licin, berpegangan pada akar pohon atau ranting, saling membantu untuk tetap berdiri.
Bertemu Romo, Si Kucing Gunung
Di tengah medan berat, kami dipertemukan dengan kejutan kecil: seekor kucing liar yang mendekat tanpa rasa takut.
Spontan, kami menamainya "Romo".
Kehadiran Romo menjadi penyemangat tambahan di tengah perjalanan yang penuh tantangan.
Puncak dan Puncak Bayangan
Setelah berjuang, kami mencapai puncak Gunung Manglayang dalam waktu sekitar 2 jam 15 menit.
Namun, perjalanan tidak langsung berhenti.
Kami turun sejenak menuju puncak bayangan untuk beristirahat.
Di tengah kabut tebal yang menyelimuti, kami memasak mie instan dan menyeduh kopi hangat, mengembalikan tenaga sambil menikmati suasana syahdu di tengah hutan.
Webbing, Sang Penyelamat
Usai beristirahat, kami kembali mendaki ke puncak utama.
Jalur tetap menantang dan kami menggunakan webbing (tali pengaman) untuk memastikan keselamatan, terutama di bagian jalur yang sangat curam dan licin.
Webbing menjadi penyelamat utama di sepanjang perjalanan turun dan naik.
Turun Kembali ke Batu Kuda