Mohon tunggu...
Maghdalena
Maghdalena Mohon Tunggu... Penulis - Pelukis Artjelly, Pencinta Puisi, Penikmat Fotografi, Pengagum Rangkaian Diksi

Belajar dan Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Biarkan Masa Depan Bangsa Menjadi Genting Karena Stunting

3 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 3 Desember 2022   10:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anak yang menderita stunting memiliki daya tahan tubuh yang buruk dan IQ yang rendah. Hal ini otomatis membuat kita kehilangan generasi yang cerdas. Karenanya, kita tentu perlu waspada, jika anak-anak kita hari ini banyak yang mengalami stunting, lalu generasi seperti apakah yang akan menggantikan peran kita di masa yang akan datang dalam menggerakkan roda kehidupan bangsa? Juga dalam kancah percaturan dunia?

Apakah generasi yang sakit-sakitan? Generasi yang memiliki keterbatasan berpikir dan mencerna segala hal? Kita semua tentu sepakat berkata tidak. Kita tentu mengharapkan generasi penerus adalah generasi yang sehat, kuat dan cerdas.

Masa depan bangsa bisa menjadi genting karena masalah stunting. Lahirnya generasi-generasi bangsa yang lemah dalam jumlah yang besar, pelan tapi pasti akan membuat negara ini bergerak menuju ambang kemunduran. Apalagi bangsa kita yang sedang menyongsong bonus demografi pada tahun 2030 mendatang, tentunya harus waspada dalam hal ini.

Kasus Stunting di Negara G20

Mengutip laman liputan6.com tanggal 5 Mei 2021, secara umum dunia telah mengalami perbaikan positif mengenai penanganan stunting selama 20 tahun terakhir. Hanya saja perbaikan itu belum lagi merata di banyak negara. Dan diperkirakan kasus stunting semakin parah dengan adanya pandemi covid-19 yang menyerang dunia hari ini.

United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) merilis laporan level malnutrisi anak edisi 2021. Dalam laporan itu terungkap kondisi jutaan anak-anak yang mengalami kegemukan, kurang nutrisi, hingga stunting di seluruh dunia.

Diperkirakan terdapat data 149,2 juta anak-anak yang mengalami stunting. Angka itu setara 22 persen anak-anak balita di dunia pada 2020. Namun, data tersebut disinyalir tidak mewakili data ril di lapangan. Data tersebut adalah hasil estimasi data yang diambil sebelum tahun 2020. Pandemi covid yang terjadi mengakibatkan proses pengumpulan data menjadi sedikit tersendat. Bahkan UNICEF mengkhawatirkan data sebenarnya di lapangan jauh lebih buruk dari data estimasi tersebut.

Lalu bagaimana kasus anak penderita stunting di negara G20?

Melansir laman voaindonesia.com, Indonesia merupakan negara dengan beban anak stunting tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara dan ke-5 di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Bahkan negara yang kaya sekalipun tidak terbebas dari kasus stunting ini.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) memprediksi bahwa 4 tahun ke depan dari 20 juta kelahiran bayi, tujuh juta di antaranya berpotensi mengalami stunting. Kondisi ini tentu saja mengkhawatirkan kita semua, dan perlu kerjasama semua elemen bangsa  untuk mengatasi permasalahan ini.

Kasus Stunting di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun