Mohon tunggu...
Magdalena Suster
Magdalena Suster Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar merangkai kata

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku, Kamu dan Kita adalah Filsuf

31 Januari 2023   07:48 Diperbarui: 1 Februari 2023   09:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si ibu kehabisan akal untuk menjelaskan kepada si anak maka ibu itu mengalihkan percakapannya. Pada akhirnya si anak tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya.

Manusia tidak akan mampu memberikan jawaban yang pasti kalau tidak bertitik tolak pada refleksi tentang pengalaman yang dia alami dan siapa yang mengadakan sesuatu itu ada. Inilah persoalan yang dialami manusia. Manusia mencari dan terus mencari jawaban atas pertanyaannya terhadap sesutau. Manusia tidak pernah puas dengan jawaban yang sudah diperolehnya. 

Dari jawaban yang ditemukan oleh manusia itu akan mencul lagi pertanyaan yang baru. Pada hakikatnya manusia dianugerahkan kecakapan, yakni kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dia butuhkan, kemampuan untuk berpikir dan mengetahui tentang kebijaksanaan. 

Kecakapan yang dimiliki oleh manusia itu akan bermanfaat apabila manusia memohon kepada yang empunya kebijaksanaan yakni Allah sendiri. Maka akan dianugerahkan kepada manusia sesuai dengan permintaannya itu. 

Manusia bukan pemilik kebijaksanaan, karena hanya satu pemilik kebijaksanaan yakni Tuhan; dan dikatakan: cukuplah bagi manusia mengetahui dan mempraktekkan dalam hidup dan dengan demikian manusia dapat memilah dengan benar dan tepat apa yang baik dan apa yang tidak baik. Hal ini dapat kita temukan dalam Kitab Suci tentang hikmat atau kebijaksanaan yang diminta oleh raja Salomo. (1 Raja-raja Bab 3:9-12)  tentang Doa Salomo Memohon hikmat.

"Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? Lalu adalah baik dimata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikin. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya, "Oleh karena engkau telah menimta demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau". Maka dengan berkata demikian mau dikatakan bahwa kepada siapa saja Tuhan menganugerahkan kebijaksanaan, hanya dengan memohon kepada-Nya dan yakin bahwa Tuhan tidak mengingkari janji. Maka dengan demikian manusia memperoleh hikmat dan kemampuan membedakan apa yang baik dan apa yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun