Mohon tunggu...
mafazatun nurul izzah
mafazatun nurul izzah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pend.islam anak usia dini / UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ajari Anak Mengambil Keputusan yang Bertanggungjawab Saat Pandemi Covid-19

5 Mei 2020   02:27 Diperbarui: 5 Mei 2020   02:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu bertemu dengan berbagai masalah ataupun sebuah pilihan sehingga kita perlu mengambil keputusan yang terbaik untuk menghadapi masalah atau memilih sebuah pilihan. Pengambilan keputusan atau decision making merupakan suatu hal yang nyaris tidak bisa kita hindari. Kegagalan atau keberhasilan dari keputusan yang kita ambil itu sudah resiko kita dalam mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan menurut Irham fahmi (2014:233), keputusan merupakan jalan pencarian masalah yang berawal dari latar belakang masalah, pengenalan masalah hingga terbentuknya kesimpulan. Dengan kesimpulan tersebut bisa digunakan sebagai pedoman basis dalam  pengambilan keputusan.

Sedangkan pengambilan keputusan menurut Sondang P. siagian, pengambilan keputusan adalah suatu strategi yang sistematis tentang hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil reaksi yang menurut perhitungan merupakan reaksi yang paling cepat.

Jenis-jenis dalam pengabilan keputuan

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan sebuah proses yang saling berkesinambungan untuk mengkaji dan memandang berbagai alternative dalam berbagai kondisi, memilih aksi-aksi ynag paling tepat dan mengikuti perkembangan implementasi Tindakan tersebut sampai masalah yang dihadapinya dituntaskan. Berdasarkan masalah yang dialami, pengambilan keputusan bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

  • Keputusan yang diprogramkan (program Decision)

Keputusan yang diprogramkan adalah keputusan dilakukan pada keadaan ataupun hal-hal yang bersifat teratur dan sering terjadi dengan memakai metode operasi standar atau biasanya dikenal dengan sebutan SOP (Standard Operation Procedure).  Keputusan terprogram ini cukup ampuh dalam membenahi masalah sehari-hari.

  • Keputusan yang tidak diprogramkan (Non-Programmed Decision)

Keputusan yang tidak diprogramkan adalah keputusan yang diambil pada pemasalahan yang unik dan belum pernah terjadi. Keputusan yang tidak diprogramkan tidak terstruktur dan tidak mempunyai prosedur baku seperti pada program decision. Karena permasalahn yang belum pernah terjadi sebelumnya, maka di perlukan nilai dan kreatifitas dalam pengambilan keputusan.

Setelah mengetahui tentang pengambilan keputusan secara umum, yuk ajari anak dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab  di saat pandemic covid 19.

Pandemic covid 19 memberikan dampak bagi banyak orang. Termasuk para pekerja, mahasiswa, dan juga anak-anak sekolah. Dulunya mereka melakukan kegiatan diluar rumah dan dilakukan Bersama teman atau rekan kerjanya, yang sekarang harus dan wajib semua kegiatan hanay bisa dilakukan dirumah saja. Untuk itu, periode work home dan learn from home saat ini membuat kita bisa lebih dekat dengan keluarga terutama pada orang tua bisa lebih dekat dan memeperhatikan sang anak, bisa melakukan kegiatan bareng Bersama sang anak. Memanfaatkan waktu dirumah Bersama dan juga menerapkan hal-hal positif kepada  sang anak.

Kebanyakan orang tua bingung memberikan kegiatan untuk anaknya agar anak tidak merasa bosan dirumah terus. Salah satunya adalah kegiatan yang bisa melatih anak agar memiliki rasa tanggung terhadap apa yang diputuskan oleh anak.

Psikologi Jnae Cindy Linardi menyampaikan beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh anak Ketika telah mamapu bertanggung jawab apa yang telah dikerjakanya. "mengajarkan potensi bertarung anak, karena anak tidak terbiasa dibantu oleh orang tua, sehinnga anak memeiliki motivasi internal untuk berjuang menuntaskan segala sesuatu dengan sendiri" kata Jane dalam keteranganya.

Selain itu, kemahiran anak memecahkan masalah jadi lebi terasah. Mislanya, Ketika anak membawa makanan dan tumpah, dia akan menyelesaikanya dengan membersihkan dengan lap atau alat lainya. Anak yang mmapu bertanggung jawab, akan lebih percaya diri karena kemmapuannya dalam melakukan sesuatu.

Menurut Jane juga, anak telah diberi kebebasan dalam memeutuskan sesuatu sejak kecil, dimulai dari memilih mainan, pakaian sampai makanan yang akan dimakan. Dan jangan lupa orang tua harus tetap mendampingi anak, jangan biarkan anak dibiarkan sendirian. Misalnya, Ketika melatih anak mengambil keputusan sendiri terhadap pakaian yang akan dipakai, kita sebagai orang tua memberi gambaran tentang tempat yang akan dikunjungi, dengan begitu  anak bisa bertanggung jawab dan menyesuaikan keputusanya sesuai  situasi yang akan di hadapinya.

Tanggung jawab bisa diajarkan dari hal-hal yang kecil, seperti merapikan mainan setelah bermain, orang tua boleh membantu tetapi tidak boleh berlebihan, kadang anak merapikannya lama orang tua tidak sabar akhirnya orang tua yang merapikan semuanya. Ajarilah anak sedikit demi sedikit lama kelamaan anak akan terbiasa juga.

Setelah merapikan mainan dirasa anak sudah bisa merapikan mainannya, kita naik level ajari anak untuk mengurus barang yang dimiliki oleh anak, misalnya menaruh pakaian kotor dikeranjang cucian, menaruh barang ditempatnya, merapikan buku dan alat sekolahnya. Tetapi jangan lupa semua yang dilakukan anak harus selalau diawasi oleh orang tua dan juga kurangi peran orangtua dalam membantu atau menyelesaikan tanggung jawab anak.

Tetapkan tugas sesuai dengan kemampuan anak, jangan sampai anak merasa terbebani dengan tugas tersebut dan menjadi bosan Ketika anak didalam rumah. Sebagai orang tua kita jangan hanya menyuruh anak saja tetapi kita memberikan contoh kepada anak, dan memberi arahan mengenai tugasnya juga dengan jelas, agar anak mudah memahami dan juga mengerjakanya. Jika anak tidak mampu menyelesaikan pekerjaanya, berarti anak mengalami kesulitan dalam melakukanya, jangan marahi anak atau membentak anak, tanyakan kepada anak  apa penyebabnya sampai tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Jangan sampai kita memarahinya dan mmebuat anak tidak percaya diri lagi dalam melakukan sesuatu. gantilah dengan pekerjaan lain yang tidak memebuat anak bingung dan sulit. Semua butuh proses dan haru dilakukan secara bertahap. Dan jangan lupa sesekali beri pujian atau reward kepada anak Ketika anak selesai melakukan pekerjaanya dengan baik. Dengan begitu anak akan lebih giat dan rajin dalam melakukan pekerjaanya. Tapi.. Jangan sering-sering juga  memberi pujian reward pada anak  agar anak tidak ketergantungan dengan pujian atau reward yang diberikan orang tuanya.

INGAT... jangan sampai memberi pekerjaan yang membuat anak menjadi capek dan jatuh sakit, itu lebih bahaya lagi dan membuat kita keluar rumah pergi ke rumah sakit berkerumun dengan orang banyak. Jadi Gagal memutus rantai covid 19, jangan sampai terjadi yaa kejadian seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun