Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transformasi Siskamling Lewat Balai Warga, Apakah Rasa Guyub Masih Bisa Hidup?

12 September 2025   08:55 Diperbarui: 12 September 2025   10:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siskamling juga sering jadi tempat lahir cerita-cerita seru. Misalnya, ada bapak yang ketiduran di pos ronda lalu bangun langsung kaget karena diselimutin anak-anak kecil. 

Ada juga kisah rondean yang tiba-tiba jadi heroik karena berhasil menggagalkan maling motor. Ada juga bapak-bapak yang salah gebuk maling palsu, ternyata tetangganya sendiri pulang lembur. Jadi, siskamling di sini adalah simbol keamanan dan kebersamaan.

Adakah ide-ide memoles Siskamling zaman now? Aku tertarik mengulasnya berdasarkan pengalaman di kompleksku dan semua berbasis balai warga.

1. Nongkrong Sehat

Balai warga bisa jadi tempat nongkrong sehat buat semua generasi. Anak muda bisa bawa gitar, main board game, atau sekadar ngobrol. 

Bapak-bapak bisa main catur atau gaple. Ibu-ibu bisa bikin camilan bareng. Shift ronda malam yang biasanya cuma keliling, dimodifikasi jadi nongkrong bersama di balai warga. Kalau balai warga ramai, otomatis maling juga malas lewat.

2. Ronda Tematik

Supaya gak monoton, kegiatan di balai warga bisa dibuat tematik. Misalnya, ada Ronda Literasi, di mana warga membawa buku bacaan untuk anak-anak lalu membaca bersama. Suasana pos ronda pun jadi lebih hidup, bukan hanya ngobrol ngalor-ngidul, tapi juga menanamkan minat baca sejak dini.

Next, ada Ronda Musik, cukup dengan gitar, cajon, atau bahkan karaoke sederhana, suasana malam bisa berubah jadi mini konser kecil-kecilan yang mempererat kebersamaan.

Ada juga Ronda Hijau, sambil ronda warga mengecek tanaman di sekitar rumah, berbagi tips urban farming, atau sekadar ngobrol tentang cara merawat lingkungan.

Terakhir, ada Ronda Film, nonton bareng film dokumenter atau film keluarga dengan proyektor sederhana di balai warga. Kalau setiap minggu temanya berganti, warga pasti akan selalu penasaran dan merasa tertarik untuk datang.

3. Balai Warga Sebagai Ruang Lintas Generasi

Yang paling menarik dari siskamling dulu adalah percampuran lintas generasi. Nah, balai warga bisa memfasilitasi itu. Anak muda gen Z bisa belajar sejarah kampung dari para sesepuh, sementara bapak-bapak bisa belajar hal kekinian dari anak muda.

Hal-hal lucu, seperti Pak RT belajar bikin reels Instagram dari anak SMA, atau sebaliknya anak SMA mendengar cerita masa kecil tentang ronda kentongan dari pakde-pakde. Itu priceless.

4. Shift Jaga yang Kreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun