Sebetulnya, cerita berikut ini berangkat dari pengalaman sahabat dekatku sendiri. Ia seorang ibu single parent dengan gaji bulanan Rp12 juta di Jakarta. Dari jumlah itu, setiap bulan Rp3 juta harus ia sisihkan khusus untuk biaya kesehatan karena kondisi tubuhnya yang memiliki penyakit khusus.
Ia juga masih harus membayar kos, sebab belum punya rumah sendiri. Sementara dua anaknya masih bersekolah di kampung dan dititipkan pengasuhannya kepada orang tua.
Sekilas, gaji Rp12 juta terdengar cukup besar. Tapi setelah dihitung-hitung, ternyata angka itu terasa sempit sekali. Apalagi statusnya single parent, tidak ada pasangan untuk berbagi beban finansial. Jadi setiap rupiah benar-benar harus dijaga dan diarahkan dengan hati-hati.
Melihat perjuangan sahabatku ini, aku justru ingin berbagi kepada kamu yang mungkin sedang berada di situasi mirip. Jangan putus asa. Kondisi sesulit apa pun, masih ada cara untuk mengelola uang agar hidup tetap stabil.
Nah, di artikel ini, aku ingin mengajak kamu ngobrol bagaimana strategi terbaik mengatur Rp12 juta per bulan?
1. Memetakan Kondisi Finansial Saat Ini
Langkah pertama dalam manajemen finansial adalah memetakan arus kas. Dalam ilmu ekonomi, ini disebut cash flow analysis. Tanpa tahu aliran uang masuk dan keluar, kita gampang terjebak dalam “rasa cukup palsu” padahal kebocoran ada di mana-mana.
Mari kita buat gambaran kasar:
- Pendapatan: Rp12.000.000/bulan
- Biaya kesehatan tetap: Rp3.000.000/bulan
- Kos sederhana di Jakarta: Rp2.500.000/bulan (sudah termasuk listrik/air)
- Kirim uang untuk anak dan orang tua (makan, sekolah, kebutuhan dasar): Rp3.500.000/bulan
- Transportasi (kerja + mobilitas harian): Rp1.000.000/bulan
- Makan dan kebutuhan pribadi di Jakarta: Rp1.200.000/bulan
- Dana darurat/tabungan: Rp500.000/bulan
Total pengeluaran: Rp11.700.000
Artinya, sisa bulanan sangat tipis, sekitar Rp300.000 per bulan. Dari sini jelas, kuncinya bukan hanya soal “gaji besar atau kecil,” tapi bagaimana mengalokasikan setiap rupiah sesuai prioritas.
2. Prinsip Dasar Manajemen Finansial untuk Kondisi Ini
Dalam literatur ekonomi rumah tangga, ada prinsip yang bisa dipakai, yaitu aturan 40-30-20-10. Tapi karena kondisinya spesial (biaya kesehatan tinggi + dua anak di kampung), kita harus modifikasi sedikit.