Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Workaholic Terus, Lupa Self Love! Hidupmu Bisa Runtuh Sebelum Kariermu Kokoh

25 Agustus 2025   10:03 Diperbarui: 26 Agustus 2025   13:13 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya self love di era sedentary lifestyle (Foto: Freepik/HelloDavidPradoPerucha)

Innalillaahi wainnailaihiraji'un. Setahun terakhir, notifikasi yang mampir di ponsel saya terasa berat sekali. Sejumlah rekan kerja, orang yang saya kenal, teman sekolah/ kuliah, meninggal dunia. 

Dua orang kena serangan jantung mendadak. Ada yang kena paru-paru basah, dan yang terakhir kemarin, karena radang usus.

Sedih banget. Sedihnya bukan cuma karena kehilangan mereka, tapi karena saya tahu bahwa mereka orang-orang yang luar biasa rajin, pekerja keras, loyal, bahkan workaholic. 

Ada teman saya yang selalu jadi orang pertama datang ke kantor, orang terakhir yang pulang. Lembur? Sudah makanan sehari-harinya. Deadline? Dia tabrak dengan wajah tanpa ragu.

Tapi di balik semua itu, ternyata ada harga yang dibayar sangat mahal, yaitu tubuh yang lelah, jiwa yang terkuras. Dan sayangnya, tubuh dan jiwa tidak bisa diganti. 

Kalau kursi kantor kosong, perusahaan bisa cari pengganti. Tapi kalau kita jatuh sakit, atau bahkan pergi selamanya, keluarga kita yang harus menanggung kehilangan. Itulah kenapa saya merasa penting banget untuk menuliskan topik hari ini, tentang SELF LOVE.

Self Love BUKAN Me Time

Kalau dengar kata self love, banyak orang mungkin langsung mikir ke skincare, liburan ke Bali, atau staycation di hotel berbintang. Padahal, self love jauh lebih fundamental dari itu.

Self love adalah soal mengakui bahwa tubuh dan jiwa kita punya hak, berupa hak untuk istirahat dan hak untuk makan bergizi. Ada juga hak untuk bilang "tidak" pada pekerjaan yang melampaui batas, dan hak untuk berhenti sejenak tanpa rasa bersalah.

Di Indonesia, apalagi di perkotaan, budaya kerja sering kali memuja produktivitas. Semakin sibuk, semakin dianggap sukses. Ada istilah yang sering kita dengar, kerja keras banting tulang. 

Banyak orang bangga kalau bisa cerita, "Wah, semalam gue lembur sampai jam 2 pagi." Tapi jarang yang bilang, "Alhamdulillah, gue tidur cukup 8 jam semalam, badan segar banget hari ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun