Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jangan Bikin Malu Bangsa! Kasus WNI di Jepang dan Efek Domino yang tak Pernah Kita Sadari

15 Juli 2025   14:23 Diperbarui: 14 Agustus 2025   11:27 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepekan terakhir, jagat maya ramai membicarakan curhatan seorang YouTuber bernama Neo Japan yang dihubungi langsung oleh pejabat Jepang gara-gara kasus pencurian uang oleh oknum WNI (Warga Negara Indonesia).

Judul beritanya gamblang: "WNI Bikin Malu! Curhatan YouTuber Neo Japan Ditelepon Pejabat Jepang: Pencurian Uang Jadi Sorotan."

Isu ini memang bikin gerah. Rasanya seperti ada satu orang di kelas yang ketahuan nyontek, lalu semua murid lain ikut disidang kepala sekolah. Padahal yang nyontek cuma satu orang, tapi imbasnya satu kelas kena cap "anak curang."

Begitulah yang terjadi ketika ada WNI di luar negeri berbuat ulah. Efeknya bukan hanya buat diri sendiri, tapi merembet ke nama bangsa. Satu orang bikin onar, semua kena getahnya.

Akibatnya Nggak Main-Main

Kejadian seperti ini bukan baru sekali dua kali terjadi. Kasus pencurian oleh WNI di Jepang kali ini menyisakan beberapa akibat yang layak kita renungkan.

1. Nama Baik Bangsa Dicoreng

Jepang itu negara yang sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan reputasi. Di sana, hal-hal seperti kejujuran, kedisiplinan, dan menghargai aturan adalah budaya hidup sehari-hari, bukan sekadar teori di buku pelajaran PPKn.

Bayangkan, ketika ada WNI yang ketahuan mencuri, stigma langsung melekat. Bukan hanya kepada pelaku, tapi ke semua WNI yang tinggal atau bekerja di sana.

Analogi gampangnya begini, misal di satu kampung ada satu orang yang terkenal suka menipu. Besoknya, kalau ada warga dari kampung itu melamar kerja, apa yang dipikirkan HRD? "Jangan-jangan orang kampung situ memang begitu ya?"

Padahal kan nggak adil. Tapi kenyataannya, cap buruk itu sering menular ke kelompok, apalagi kalau sudah menyangkut bangsa.

2. Kesempatan Kerja Jadi Makin Sempit

Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang cukup terbuka terhadap pekerja migran, termasuk dari Indonesia. Banyak WNI yang kerja di bidang perhotelan, panti jompo, restoran, bahkan sebagai insinyur atau perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun