Mohon tunggu...
Maydearly89
Maydearly89 Mohon Tunggu... Guru - Literasi Negeri

Saya adalah seorang pegiat literasi, blogger, penulis buku, editor buku, trainer, dan guru di SMP Negeri 1 Lebakgedong.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengalun dalam Arus Keabadian

4 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 4 Juli 2021   08:03 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Teteh, dede dapat rangking 1, di kasih hadiah sama Ibu guru. Hadiahnya 6 buku". Celotehnya dengan riang.

"Wah, selamat ya ganteng emang pinter dede mah. Nanti kalau teteh pulang, teteh beliin hadiah juga buat dede" Balas si kakanya.

"Teteh, terus mau pulang kapan tetehnya?" sahut ibunya.

"Teteh pulang lusa mah, tanggal 2 Januari".

Percakapan itu kemudian di sudahi oleh sinyal yang timbul tenggelam. Akhirnya setelah si kecil itu merapikan bukunya, kemudian ibunya mengajaknya berselfie berdua. Malam semakin larut hujan dan angin semakin risau.

"Ayo tidur mah" Ajak suami bu Inah yang satu jam sebelumnya sudah pulang dari pekerjaannya.

"Pa, kenapa ya mata kiri mamah berkedut terus, perasaan mamah juga gak enak" ujar bu Inah.

"Itu perasaan mamah saja, mungkin karena cuaca seperti ini mamah jadi terbawa suasana" jawabnya.

Detakan suara jam seakan berbalapan dengan hujan, malam semakin larut namun bu Inah sulit untuk terpejam, ada ruang resah yang menghimpit hatinya. Ia kemudian duduk di ranjang tidurnya sambil menatap jam yang menunjuk angka 1. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan memasahi wajahnya dengan air wudhu. Dia berserah diri atas segala perasaannya. Setelah merasa tenang, akhirnya Bu Inah tertidur dalam sejadahnya.

***

Pagi itu 1 Januari 2020, matahari seperti lelah untuk terbit. Hujan yang terus berlinang seakan menggantikan peran matahari menggantikan pagi. Di kamar yang mungil si kecil Rizky terbangun atas lantunan suara adzan. Ia kemudian bergegas menuju kamar ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun