Mohon tunggu...
Madeni Al Lomboky
Madeni Al Lomboky Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku, Dosen, Da'i, Guru Ngaji, Pengusaha Muda

Dr. Madeni, M.Pd.I, dilahirkan di dusun Mentigi, Kabupaten Lombok Utara, NTB (Nusa Tenggara Barat pada tanggal 19 Juni 1987 dari pasangan Ibu Rakyah dan Bapak H. Suparman. Sejak Remaja mengenyam pendidik pesantren di MTs Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat, kemudian Melanjutkan pendidikan SMA di Pondok pesantren Al Hikmah Pemenang, Lombok Utara sebelum Hijrah dan menutut Ilmu di Ma'had Ar Raayah Sukabumi, Jawa Barat, dan Menempuh pendidikan S1 di Kampus Dakwah STID Mohammad Natsir, serta S2 di Universitas Ibn Khaldun Bogor dan menyelesaikan pendidikan S3 Jurusan Ilmu Dakwah di Universitas Islam Asy Syafi'iyah, Bekasi serta Menyelsaikan Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di PPMS Ulil Albab. Aktifitas sehari-hari sebagai dosen tetap di STID Mohammad Natsir, dan diamanahkan untuk menjabat sebagai Sekretaris Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, serta penulis buku Pemuda Ideal Harapan Umat dan Bangsa Dr. Madeni, M.Pd.I juga merupakan Da'i Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang pernah ditugaskan untuk berdakwah di Bolaang Mongondow, manado Sulawesi Utara serta terjun berdakwah ditengah-tengah masyarakat di lereng merapi Magelang Jawa Tengah selama satu tahun. Email:madeniallomboky@gmail.com Fb: Madeni Al Lomboky Ig: Madeni Al Lomboky twitter: Madeni Al Lomboky Youtube: Madeni Al Lomboky Hp: 085338140983

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Itu Kembali Sirna

27 Agustus 2022   12:01 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:02 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyum Itu Kembali Sirna

Baru sejenak saja senyum mekar dan berseri-seri dari raut wajah purwanto, untuk melengkapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, ia mengajak sahabat dekatnya untuk keluar mencari suasana baru sebagai bagian dari perpisahannya dengan sahabat dekatnya karena maklum besok harinya pelaksanaan wisuda kaderisasi ulama' yang ia ikuti. 

Qadarullah.. wa maasya'a Fa'ala, ia kembali diuji oleh Allah, sejauh mana keimanan ia kepada sang Khaliq, semakin besar keimanan seseorang maka semakin besar pula ujian yang akan diterimanya. 

Ibarat sebuah pohon, semakin tinggi menjulang maka terpaan angin akan semakin besar. 

Tiada ujian yang diberikan kepada seseorang hamba melainkan sesuai dengan kemampuan hambaNya. 

Hal yang manusiawi ketika seseorang diberikan ujian, ia merasa sedih, menangis, hal yang wajar bahkan Rasulullah Saw sendiri ketika anaknya meninggal, ia pun bersedih, mata menangis, hati bersedih, berpisah denganmu Ibrahim (putra Rasulullah yang meninggal).

Hal demikian juga yang dialami purwanto, terlihat dari raut wajahnya, yang sedih, matanya berkaca-kaca, memerah karena menahan perih yang ia rasakan, senyumnya yang sempat mekar semekar bunga mawar kembali sirna. 

Ujian silih berganti ia alami,  mulai dari mobilnya yang belum selesai diservis, ketika ia keluar bersama teman dekatnya qadarullah, di jalan raya, ban mobilnya copot dan lepas dari tempatnya, sampai ia merasa trauma untuk menggunakan mobilnya.

Semoga ia diberikan ganti yang lebih baik, kita tidak tau kejutan apa yang akan Allah siapkan untuknya, karena kehidupan seseorang selalu dalam keadaan yang baik.  

Jika ia mendapatkan sebuah keni'matan lalu ia syukuri nikmat tersebut maka itu baik baginya begitu juga sebaliknya jika ia diberikan ujian, cobaan, musibah, dan ia mampu bersabar menerima takdir dari Allah maka itu pun baik baginya. 

Sebagai bentuk dari keimanan kita pada rukun Iman yang keenam yaitu beriman kepada Qada' dan Qadar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun