Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Operasi Hitung Distributif dari Bakat

25 September 2020   04:30 Diperbarui: 25 September 2020   09:15 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
academylifearts.com

Kami berkolaborasi dan dia mengambil peran sebagai arranger. Tidak diragukan lagi skill nya. Itulah mengapa pertanyaan yang dilontarkan nya menyertakan permisalan yang berbau seni musik. Singkat cerita, setelah melalui diskusi yang cukup panjang, akhirnya kami berdua sepakat bahwa bakat itu ada.

Entah mengapa di tengah diskusi kami saat itu, saya teringat akan sebuah pendapat yang diusung oleh salah satu penulis yang sempat bekerja di The New Yorker, sebuah majalah kala itu. Beliau adalah Malcolm Gladwell dengan hukum 10.000 jam untuk menjadi ahli. 

Sederhananya hukum tersebut menjelaskan bahwa untuk menjadi ahli, seseorang perlu menghabiskan sebanyak 10.000 jam untuk melakukan dan mempelajari hal tersebut agar menjadi ahli di bidang tersebut.

Dari situ saya beranggapan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi ahli pada suatu bidang tanpa harus memiliki keahlian di bidang tersebut. Salah-kah apabila saya menyimpulkan seperti itu?

Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa setiap orang yang lahir di dunia, pasti satu paket dengan keunikan yang di punya. Itulah mengapa ketika ada orang yang menganggap dirinya bodoh, dalam hati, saya hanya ber-gumam bahwa dia hanya belum menyadari potensinya saja, tepatnya saya pernah berada di posisi mereka yang sedang mempertanyakan tentang diri saat itu.

Dari diskusi kecil yang tiba-tiba tersebut juga menyadarkan saya akan suatu hal, yaitu effort adalah kuncinya. Rasionalisasi dari pernyataan tersebut adalah tidak ada sesuatu yang didapat dengan cuma-cuma, sama dengan eksistensi dari bakat itu sendiri.

Rizki yang sudah pasti saja,  kita masih perlu menjemputnya,  sama halnya dengan bakat, masih perlu untuk diasah. Pertanyaan nya adalah mengapa bakat perlu dikembangkan atau diasah? Entah di buku apa, saya lupa, intinya mereka menjelaskan bahwa bakat itu bersifat laten potensial dimana dia dapat terus dikembangkan.

Memang, bisa dikatakan mencari tahu apa bakat kita itu cenderung lebih susah daripada mencari apa yang kita minati. Namun, dari pada menghabiskan waktu untuk mencari tahu bakat yang kita miliki tanpa melakukan apa-apa, bagaimana jika kita terus ber-eksplorasi sembari berusaha mendeteksi mana yang menurut kita dapat dikatakan bakat kita? Meminta bantuan orang tua atau orang-orang terdekat untuk menerka-kan kira-kira apa bakat kita, bukanlah suatu ide yang buruk.

Coba bayangkan, apabila seseorang telah bermodalkan talenta bawaan tetapi tidak pernah diasah, tentu saja mereka yang berbakat tetapi enggan mengasah akan kalah dengan mereka yang menganut hukum 10.000 jam untuk menjadi ahli, menurut saya. Itulah mengapa, saya menyimpulkan bahwa effort adalah kuncinya.

Lain cerita apabila modal yang telah dimiliki berupa bakat bawaan kemudian di-optimalkan semaksimal mungkin, tentu saja dia akan menjadi expert pada bidang nya. Setidaknya dia akan berada di satu tingkat lebih tinggi dari mereka yang tidak memiliki bakat di bidang tersebut namun berusaha untuk terus belajar.

Bukan bermaksut ingin mengucilkan hati mereka-mereka yang mungkin sampai detik ini masih belum menemukan keahlian mereka atau mematahkan semangat mereka-mereka yang sudah berusaha sampai detik ini dengan menghiraukan potensi apa yang dimiliki atau mereka yang memiliki suatu alasan yang menyebabkan tidak bisa mengoptimalkan bakatnya sehingga mencari opsi lain, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun