Memang, di tahun-tahun berikutnya ada biaya perpanjangan hosting dan domain, tapi jika dihitung-hitung, jumlahnya masih wajar untuk ukuran manfaat yang didapat. Hosting bisa dipilih sesuai kebutuhan (waktu itu sekitar Rp500 ribu - Rp1 juta per tahun), sedangkan domain .sch.id tetap terjangkau dengan biaya Rp55 ribu - Rp 70 ribu per tahun tergantung penyedia layanan.
Menariknya, sekarang biaya tersebut bisa jauh lebih murah lagi. Saya sempat menemukan paket hosting tahunan dengan kapasitas yang cukup besar hanya Rp98.000 per tahun, lengkap dengan SSL, email, hingga akses cPanel. Bahkan sudah bisa untuk beberapa website sekaligus. DItambah dengan biaya domain sekitar Rp70.000, total anggaran untuk tahun pertama hanya sekitar Rp168.000. BAndingkan dengan biaya patungan kami dulu, tentu ini jauh lebih ringan.
Penutup
Saya percaya pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi sekolah lain. Jangan takut memulai digitalisasi hanya karena merasa tidak punya anggaran besar. Dengan memulai dari yang sederhana, dikelola bersama, dan dijalankan dengan niat baik, website sekolah bisa menjadi inverstasi jangka panjang yang membawa banyak manfaat-bukan hanya guru, tetapi juga untuk siswa, orang tua, bahkan branding sekolah itu sendiri.
Bagi rekan guru, kepala sekolah, atau orang tua yang ingin berdiskusi lebih lanjut soal pengalaman digitalisasi sekolah melalui website, saya dengan senang hati membuka ruang berbagi. Silakan hubungi saya melalui pesan di kolom komentar atau lewat kontak WhatsApp yang tercantum di profil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI