Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Madu Guru, Buah Manis Cita-cita Siswa

7 November 2022   09:05 Diperbarui: 7 November 2022   12:31 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/dioalah dengan canva.com

Madu Guru, Buah Manis Cita-cita Siswa

Oleh: M. Abd. Rahim

***

"Aku sedikit khawatir tentang apa yang menimpaku, apakah aku harus bercerita kepada Pak Alif ya tentang perjodohan ini." Katanya dalam hati. "Atau aku urungkan niatku, semoga selalu ada jalan yang terbaik untukku."

Setelah bel masuk berbunyi, Radit mengeluarkan buku yang akan dipelajari pada jam pertama itu. Namun dia kembalikan lagi di dalam tasnya, karena ada informasi dari sekolah bahwa akan pembekalan PKL. Semua kelas XI berkumpul di halaman sekolah, termasuk Radit dan teman-teman yang lain.

"Ayo Dit, capat ke bawah!" Perintah guru piket lantai dua. 

Ternyata Radit masih memeriksa posisi jas hujan yang ada di dalam tasnya. Khawatir ketika ditinggal ke bawah ada yang ambil. Lalu Ia turun ke halaman sekolah, dan melengkapi barisan yang paling belakang.

"Mboh pak, Radit ini pacaran saja!" Ledek Rino, padahal hanya membalas chat.

"Mboten lo pak!" Kataku sambil mencari barisan yang pas.

Pagi setengah siang itu cuaca mendukung, cahaya remang sinar mentari tertutup oleh mendung. Semua siswa baris dan berjejer rapi sesuai jurusan dan kelasnya masing-masing. 

Para wakil kepala sekolah, staf, dan wali kelas juga diinstruksikan hadir oleh kepala sekolah. Kehadiran walas untuk membantu ketertiban dan kesamaan visi agar dalam PKL nanti semua siswa binaannya tertib dan diharapkan tidak ada yang membuat masalah. Dan semua guru, wali siswa diharapkan memperlakukan siswanya dengan baik.

Pak Supri, waka kurikulum di sekolah kami maju ke depan aku memperhatikan dan mendengarkan sambutannya, 

"Tolong anak-anakku sekalian, waktu dekat ada lomba dan tinggal menghitung hari. Untuk sementara beberapa hari ini fokus latihan, jaga kesehatan kalian."

Empat siswa yang ikut lomba, setiap hari latihan dibengkel masing-masing. Dimulai dari pagi hingga sampai larut malam, mereka ditemani kakomli dan beberapa adik kelas yang siap melanjutkan estafet perlombaan. Kakomli sudah mengajukan anggaran dana untuk memberi fasilitas buat mereka, seperti makan dan minum setiap hari. Mereka harus senang, lain waktu mereka juga diajak refreshing menginap di hotel dan jalan-jalan.

Ardha dari kelas XII TPm 2, Radit dari kelas XI TITL 2, Fahmi dari kelas XI TKRO 2, dan Andi dari XI TBSM 1. Mereka bersama-sama bersemangat, bersatu demi kesuksesan mereka dan sekolah.

Mereka berempat didriil selama beberapa bulan sebelum mengikuti perlombaan, setiap hari mereka latihan di bengkel masing-masing. Dan kakomli juga mengajak mereka latihan bersama dengan sekolah lain, walaupun di luar kota.

"Dua bulan lagi kelas XI waktunya PKL, siap tidak siap kalian harus siap. Jaga kesehatan kalian, tidur jangan terlalu malam. Di tempat PKL, jaga nama baik almamater sekolah, jangan sampai mencuri barang yang ada di sana. Ingat, nilai rapor yang masih bermasalah silahkan hubungi wali kelas untuk membantu kalian remidi ke guru-guru bersangkutan. Terutama nilai produktif, yang lebih dari tiga mapel di bawah KKM." Pak Supri menjelaskan panjang lebar.

"Alhamdulillah dari kelas X dan XI nilai semester I tidak ada masalah. Tidak ada yang D, rata-rata nilaiku A dan B." Kata Radit dalam hati.

Para kepala kompetensi keahlian (kakomli) satu persatu memasuki lapangan memberi semangat kepada semua kelas XI. Diantara Pak Agus sebagai kakomli TBSM, Pak Swista sebagai kakomli TITL, Pak Balya sebagai kakomli TKRO, dan Pak Qoiri sebagai kakomli TPm.

***

Ketika masing-masing jurusan mengikuti Lomba Wilker, Radit terpilih mewakili jurusan TITL, dia mempunyai tekad sendiri dan berdoa, "Aku harus menang!"

Pun Tejo mewakili jurusan TBSM, Ardha mewakili jurusan TPm, dan Fahmi dari jurusan TKRO. Mereka berkata"Aku harus menang dan melakukan yang terbaik untuk diriku dan sekolah."

Saat waktu tiba, mereka terpisah di tempat lomba karena sesuai jurusan. Mereka sekuat tenaga, tampil sebaik mungkin di depan juri. Ada beberapa hal yang belum dimengerti atau lupa, Radit ingat pesan pak Alif. 

"Ingat, mau apapun bacalah Basmalah kemudian berdo'alah sebanyak-banyaknya."

Benar Radit lupa, dan dia belum membaca doa. Di tengah-tengah lomba, dia baru berdoa. "Bismillahi Awwaluhu wa akhiruhu!"

Di dalam melakukan suatu hal, Islam mengajarkan untuk berusaha, berbuat semaksimal mungkin, lalu berdoa dan tawakal kepada Allah. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merubahnya sendiri."

Dari QS. Ar'ad:11 di atas, keberhasilan dan takdir seseorang ada campur tangan manusia dan sang Pencipta segalanya. Dan takdir yang bisa dirubah yaitu, miskin menjadi kaya, sakit menjadi sembuh dan bodoh menjadi pandai. Kalau kita ingin bisa menjadi pandai, kita harus belajar yang belum kita ketahui. Dari tidak bisa kita ikhtiar menjadi bisa, dan berlatih dengan sebaik mungkin.

Saat ditunggu-tunggu, informasi dari panitia lomba. "Alhamdulillah jurusan TBSM peringkat 1 dan jurusan TITL memperoleh peringkat 2, jurusan TKRO mendapat peringkat 3 dan jurusan TPm mendapat peringkat Harapan 1." Radit dan teman-temannya sujud sukur.

Begitulah niat suci para guru, para guru pembimbing, mereka membimbing dengan sikap yang nyaman kepada siswa. Selain itu, mereka lalui dengan kerja keras sehingga menghasilkan buah manis cita-cita, keberhasilan siswa. Setelah berbagai jerih payah dan berkeringat, mengorbankan waktu dan tenaga. Kini, mereka bahagia atas keberhasilan anak didiknya, membawa nama harum sekolah dan keluarganya.

 "Alhamdulillah, selamat ya mas Radit, telah menjadi juara!" Tiba-tiba HPnya bergetar ada pesan WA dari seseorang yang tak dikenal. Pesan tersebut juga dilengkapi montion jempol dan stiker love.

***

Surabaya, 7 November 2022

***

Naskah ke-7, tantangan dari dokjay menulis 30 hari di Kompasiana.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun