Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perwujudan GBBS di Pantai Balekambang dan Bajulmati yang Mempesona

9 Oktober 2016   22:12 Diperbarui: 9 Oktober 2016   23:46 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar praktik menanam mangrove kepada Cak Izar (kaos hitam bertopi) di tepi sungai Bajulmati/Dok. Pribadi

Surat edaran program Jum'at Bersih di Area Wisata Pantai Balekambang/Dok. Pribadi
Surat edaran program Jum'at Bersih di Area Wisata Pantai Balekambang/Dok. Pribadi
“Dalam rangka upaya meningkatkan lingkungan yang bersih, nyaman, indah dan sehat, maka sangat diperlukan tanggung jawab dan kesadaran, untuk itu Pedagang Menetap, Pedagang Asongan, PKL, Petugas Parkir dan Komponen Masyarakat di Wisata Balekambang yang telah menikmati hasil dan manfaat dari keberadaan Wisata Balekambang untuk melaksanakan Kerja Bhakti JUM’AT BERSIH…”.

Terlihat beberapa orang sedang memungut sampah menggunakan gerobak untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir. Saya dan kawan-kawan mencoba ikut menarik gerobak itu. Meskipun terlihat sederhana, program semacam ini pada hakekatnya adalah aksi nyata dari Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) seperti yang dicanangkan oleh Kemenko Maritim.

Ikut mengangkat gerobak sampah di tepi pantai Balekambang/Dok. Pribadi
Ikut mengangkat gerobak sampah di tepi pantai Balekambang/Dok. Pribadi
Kebetulan, kala itu masyarakat Balekambang sedang menyiapkan Acara Larung Sesaji dan Peringatan Adat 1 Suro. Pada kesempatan itu (15-16/10/2015), saya dan kawan-kawan Bolang berkunjung ke Balekambang dan sempat menemui beberapa “nelayan pinggiran” di gubuk mereka di sekitar area Wisata itu.

Menurut Pak Riamun dan Pak Ginem yang berhasil saya temui kala itu, masing-masing menyebut dirinya sebagai “nelayan pinggiran”. Mereka bertempat di gubuk itu dengan menyewa. “Mben wulan sewane Rp 60.000”, demikian tutur Pak Ginem. Saat air laut surut, mereka bekerja menangkap ikan dengan peralatan jaring sederhana. Menurut Pak Riamun dan Pak Ginem, terdapat sekitar 40-an nelayan pinggiran di kawasan pantai Balekambang yang bekerja seperti dirinya.

Pak Riamun sedang memperbaiki jaring di depan gubuknya yang berada di ujung tepi pantai Balekambang/Dok. pribadi
Pak Riamun sedang memperbaiki jaring di depan gubuknya yang berada di ujung tepi pantai Balekambang/Dok. pribadi
Kondisi sebuah gubuk yang dihuni oleh
Kondisi sebuah gubuk yang dihuni oleh
Eksotika Susur Lepen dan Peduli Lingkungan Alam

Berjarak sekitar 12 km dari area Wisata Pantai Balekambang, terdapat area wisata pantai Bajulmati yang masih perawan. Area tersebut, merupakan bagian dari kawasan pesisir pantai Laut Selatan di Jawa Timur, membentang dari ujung Pacitan hingga Banyuwangi.

Suasana tepi pantai Bajulmati di siang hari/Dok. Pribadi
Suasana tepi pantai Bajulmati di siang hari/Dok. Pribadi
Senyampang infrastruktur jalan beraspal di kawasan Jalur Lingkar Selatan (JLS) menuju pantai Bajulmati baru dibangun, saya sempat mengunjunginya kala itu. Tahun lalu di bulan Juni (12/6/2015), kami menyusuri sungai Bajulmati yang disebut Susur Lepen. Bertindak sebagai pemandunya adalah warga lokal yang akrab saya panggil Cak Izar. Dia bersama komunitasnya merupakan pengelola Bajulmati Adventure dan pegiat “Taman Bacaan Masyarakat” di kawasan pesisir pantai Bajulmati.

Susur Lepen hingga tiba di Muara Sungai Pantai Ungapan/Dok. Pribadi
Susur Lepen hingga tiba di Muara Sungai Pantai Ungapan/Dok. Pribadi

Mendayung menyusuri sungai Bajulmati/Dok. pribadi
Mendayung menyusuri sungai Bajulmati/Dok. pribadi

Saya bertiga naik sampan dengan cara mendayung hingga berhasil melintasi sungai bawah jembatan Bajulmati sepanjang 90 m dan berakhir di muara sungai Pantai Ungapan.

Perjalanan Susur Lepen terasa semakin lengkap, karena kami mendapatkan pelajaran langsung dari Cak Izar bagaimana melestarikan alam dengan cara menanam bibit pohon bakau (mangrove) di tepi sungai Bajulmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun