Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hyderabad

7 Juli 2019   18:35 Diperbarui: 7 Juli 2019   18:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : utsavpedia.com

      Bahaar Begum beradu pandang dengan Farrukhsiyar, ia ingin mendapatkan jawaban dari lelaki yang sangat ia cintai itu. Namun jawaban itu tak kunjung ia dapatkan.

"Bahaar Begum, tak perlu kau meminta jawaban darinya. Aku hanya ingin meminta sebuah kebenaran darimu. Berikan minuman itu kepada Pangeran Farrukhsiyar. Aku telah menaburkan bubuk racun kedalamnya. Suruh ia meminumnya. Jika ia meminumnya, berarti cintanya sangat besar kepadamu. Dan aku sebagai tunangannya akan merelakannya untukmu." ucap Rashtrapati dengan mata berkaca-kaca.

      Sementara itu suara diluar makin gaduh. Keadaan makin kacau. Terdengar teriakan orang-orang saling menyelamatkan diri. Melihat keadaan yang tidak menentu, Farrukhsiyar dilanda dilema. Ia tidak ingin Bahaar Begum menyesal seumur hidupnya. Namun ia juga tidak ingin melukai hati Rashtrapati yang begitu tulus mencintainya. Sehingga tanpa berpikir panjang, sebelum Bahaar Begum meminum racun itu, ia menyambar gelas diatas meja dan meminumnya. Ia ingin menebus semua kesalahannya.

      Tubuh Farrukhsiyar tergeletak diatas lantai. Napasnya mulai tidak beraturan. Bahaar Begum meraih dan memeluk tubuh itu. Ia tidak ingin kekasih yang sangat ia cintai mati. Ia bersumpah untuk terus bersamanya. Sementara itu Rashtrapati hanya bisa menatap mereka berdua dengan rasa penyesalan bercampur amarah. Ia tidak menyangka bahwa nasibnya akan berakhir seperti ini. Ia merasa kalah. Rasa cintanya dikalahkan oleh seorang penari Kathak. Dalam perasaan yang masih bercampur aduk itu tiba-tiba mata Rashtrapati seolah ditusuk oleh ribuan pedang. Ia menyaksikan Bahaar Begum menciumi bibir Farrukhsiyar. Sebuah ciuman yang tulus dari wanita penari Kathak. Seorang wanita biasa yang mampu menaklukkan hati seorang Pangeran Kerajaan Baghnagar. Seorang wanita biasa yang telah mengalahkan seorang putri Kerajaan Bangalore. Harga diri Rashtrapati seakan hancur.

      Pandangan Rashtrapati perlahan mulai kabur. Airmata telah menutupi bola matanya. Dengan beberapa kedipan matanya kini jernih kembali. Namun pemandangan dihadapannya membuatnya meneteskan airmata kembali. Farrukhsiyar dan Bahaar Begum mati dalam keadaan saling berpelukan. Cinta telah menyatukan mereka hingga akhir hidup mereka.

      Kesedihan Rashtrapati buyar ketika ia mendengar seseorang mendobrak salah satu pintu di ruangan itu. Ia bergegas lari kedalam mencari tempat persembunyian yang aman.

***

      Hari telah sore, suasana Hyderabad sepi kembali. Para prajurit Kerajaan Mughal telah pergi. Rashtrapati dijemput oleh seorang pengawalnya. Pengawal itu akhirnya menemukan Rashtrapati di Pradesh setelah ia berkeliling di seluruh Hyderabad. Dengan dibantu pengawalnya, Rashtrapati membakar jasad Farrukhsiyar dan Bahaar Begum dalam sebuah upacara kematian Hindu.

"Pengawal, rahasiakan apa yang kau lihat. Simpan seumur hidupmu." ucap Rashtrapati setelah upacara selesai.

"Baik Tuan. Hamba akan mematuhi perintah Tuan."

      Keesokan harinya, rombongan Rashtrapati kembali ke Kerajaan Baghnagar. Ia telah merencanakan segalanya. Seperti takdirnya yang telah tertulis untuknya. Takdir yang tidak mampu ia ubah meskipun  ia telah berusaha. Ia hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa kini Farrukhsiyar sudah tiada. Sebuah kenyataan pahit yang harus ia terima.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun