Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Al Djinn (Part 30)

22 Oktober 2018   18:26 Diperbarui: 22 Oktober 2018   18:53 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Laba -- laba itu...." gumam Teana dalam hati. Seketika itu juga ia teringat dengan kejadian di Kuil Ad Deir.

       Teana dan Almeera tidak beranjak dari tempatnya. Mereka tetap diam dan tidak bergerak sedikitpun. Teana nampak tenang mengawasi laba -- laba itu, sedangkan Almeera mulai ketakutan. Ia membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya untuk meredam suaranya agar tidak terdengar oleh makhluk -- makhluk itu.

       Samar -- samar Teana mendengar suara  dari balik sebuah batu besar. Suara yang ia dengar cukup jelas. Lalu Teana mencoba mengintai mereka. Betapa kagetnya Teana ketika mendapati enam makhluk aneh sedang berkumpul duduk melingkar disana dengan patung Dewa Dhushara ada ditengah -- tengah mereka. Teana tidak habis pikir mengapa mereka melakukan itu. Sedang apa mereka. Dan apa maksud dari semua ini.  Teana hanya diam menyaksikan apa yang terjadi didepan matanya.

       Sementara itu Yodh dan Taw masih terus menjalankan ritual mereka. Lingkaran pentagram yang telah dibuat Yodh terus menerus mengeluarkan pendar cahaya kebiruan hingga mengarah keatas langit membentuk sebuah lubang hitam raksasa. Lubang itu adalah pintu masuk bagi Bangsa Bawah agar bisa memasuki Bangsa Manusia. Sebuah lubang penghubung antara dimensi Bangsa Bawah dan dimensi Bangsa Manusia.

       Teana masih terdiam ditempat persembunyiannya. Ia terus mengawasi gerak -- gerik Yodh dan Taw. Namun tiba -- tiba tubuh Teana terasa seperti terbakar. Bersamaan dengan itu, muncullah puluhan laba -- laba mengelilingi lingkaran pentagram Yodh dan Taw. Laba -- laba yang dibuntuti oleh Teana, kini berkumpul menjadi satu. Mengelilingi Yodh dan Taw. Laba -- laba itu hanya diam dan tidak bisa melawan. Sebab lingkaran pentagram milik Yodh dan Taw dilindungi oleh pendar cahaya kebiruan yang tidak bisa ditembus oleh mereka.

       Keadaan makin kacau dengan datangnya puluhan laba -- laba di Kompleks Al Djinn dan lubang hitam di langit makin lama makin terbuka lebar. Nampak beberapa makhluk pengikut Yodh dan Taw bersiap -- siap keluar dari lubang hitam itu. Namun mereka seperti tertahan oleh sebuah sekat tembus pandang. Hanya Yodh yang bisa merobek sekat itu. Merobeknya dengan bantuan kekuatan yang dimiliki oleh patung Dewa Dhushara.

"Tuan... Cepatlah kau bertindak. Gagalkan rencana Yodh untuk membuka pintu dimensi Bangsa Bawah. Cepat Tuan!" ucap sebuah suara yang menggema tiba -- tiba didalam telinga Teana. Suara yang tidak asing baginya. Suara Dalath.

"Tapi... Bagaimana aku melakukannya? Mereka bukan tandinganku."

"Ucapkan mantra yang aku ajarkan kemarin Tuan."

Teana seketika teringat mantra itu dan mengucapkannya.

  • "Bereisheet bara elohim Et hashamayim ve'et haaretz
  • Vayavdel Elohim veyn ha or uveyn hachoshech"
  •       Dalam sekejap laba -- laba yang mengelilingi Yodh dan Taw mulai berhamburan meninggalkan lingkaran pentagram. Yodh nampak terganggu dengan mantra yang diucapkan oleh Teana. Konsentrasinya buyar. Sehingga membuat lubang hitam di langit menyempit kembali.
  • "Siapa itu....!!!" teriak Yodh marah.
  • Kesempatan ini tidak disia -- siakan oleh Teana. Ia melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berlari dengan cepat menuju lingkaran Pentagram yang dikelilingi oleh Yodh, Taw dan pengikutnya. Dalam jarak yang dapat dijangkaunya, Teana melompat kedalam lingkaran menembus pendar cahaya biru. Yodh dan Taw tidak bisa menghentikan Teana. Mereka tidak mampu melawannya. Sebab tubuh mereka terikat oleh sihir yang mereka ciptakan sendiri. Jika mereka memaksa untuk melawan ikatan itu, maka tubuh mereka akan hancur. Lubang hitam akan musnah dan tidak akan bisa terbuka kembali. Sehingga Yodh dan Taw terpaksa harus merelakan patung Dewa Dhushara direbut kembali oleh Teana dengan mudahnya.
  • Lubang hitam di langit kini perlahan -- lahan menutup kembali seiring dengan melemahnya kekuatan sihir yang dimiliki oleh Yodh. Pendar cahaya biru yang melindungi Yodh dan Taw mulai memudar. Disaat Yodh menyadari semua itu, Teana dan Almeera telah pergi jauh meninggalkan Kompleks Al Djinn.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun