Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Al Djinn (Part 30)

22 Oktober 2018   18:26 Diperbarui: 22 Oktober 2018   18:53 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Tanpa menunggu lama, Yodh membuka kotak kayu yang ia bawa. Matanya mengawasi keadaan di sekitarnya. Memastikan tidak ada Bangsa Manusia yang melihat keberadaan mereka.

       Malam itu cukup terang. Bulan nampak menggantung diatas langit Kota Petra. Yodh tersenyum lebar sambil memandang langit.

"Saat yang aku tunggu -- tunggu kini telah datang." gumam Yodh dalam hati.

***

       Teana dan Almeera telah memasuki Kompleks Al Djinn. Tiba -- tiba saja unta yang mereka naiki mulai berulah. Unta -- unta itu berjalan tak tentu arah dan tidak bisa dikendalikan. Almeera hampir saja terjatuh karena kurang mahir mengendalikan untanya.

"Hei... Apa yang terjadi dengan kalian?" ucap Teana sambil mengelus -- elus leher unta miliknya.

       Usaha Teana dan Almeera untuk menenangkan untanya tidak membawa hasil. Unta -- unta itu makin liar. Ketika Teana sibuk mengendalikan untanya, Almeera berseru keras.

"Tuaaaaan.... Lihat!" teriak Almeera ketakutan sambil menunjuk ke sebuah pendar cahaya kebiruan yang berasal dari Kompleks Al Djinn.

       Teana melompat turun dari atas punggung untanya. Ia mengikat untanya dibawah pohon kurma. Almeera mengikutinya. Mereka berdua berjalan cepat menuju sumber cahaya berasal.

       Teana merasakan udara di sekitarnya mulai sedikit panas. Namun ia tidak memperdulikannya. Ketika langkah kakinya mulai mendekati sumber cahaya, Teana dan Almeera berjalan mengendap -- endap dan bersembunyi dibalik batu besar.

       Tiba -- tiba mereka dikejutkan oleh barisan puluhan laba -- laba yang berjalan mendekati cahaya biru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun