Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Lembah Edom (Part 24)

9 September 2018   09:41 Diperbarui: 9 September 2018   09:45 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin lembah Edom berhembus pelan menerpa wajah Almeera yang memerah. Hatinya berdesir kencang. Aliran darahnya melaju dengan cepat. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Sebab baru kali ini ia disentuh oleh seorang lelaki dengan cara seperti itu. Namun perasaan itu seketika lenyap. Berganti dengan sebuah perasaan yang menghangatkan lubuk hatinya. Perasaan suka kepada Shahed yang tidak mampu ia ungkapkan.

***

Setelah mengikat unta mereka di sebuah batang pohon besar, mereka berdua turun. Lembah Edom terhampar luas dihadapan mereka. Lembah itu nampak sunyi. Hanya terdengar deru angin padang pasir yang membawa udara cukup panas. 

Sepanjang mata memandang, terlihat banyak pohon Myrrh. Di sekelilingnya tumbuh lebat semak belukar yang mulai mengering akibat cuaca yang cukup panas.

Shahed mengambil beberapa kendi dari gerobak dan memberikannya kepada Almeera. Mereka kemudian berjalan menuju rimbunan pohon Myrrh yang berada tidak jauh dari tempat mereka. Almeera memilih pohon Myrrh yang cukup tua, lalu menyayat sedikit kulit pohon itu. Sambil berdiri, Almeera   menampung getah Myrrh yang keluar kedalam kendi yang ia bawa.

Shahed yang berada tidak jauh dari Almeera hanya bisa tersenyum. Kemudian ia meletakkan kendinya dan berjalan mendekati Almeera. Kedatangan Shahed yang tiba -- tiba memegang tangannya membuat Almeera kaget.

"Aa... Apa yang kau lakukan Shahed?" tanya Almeera dengan suara terbata -- bata. Seolah ia dibangunkan dari lamunan panjangnya. "Mengapa kau memegang tanganku seperti ini? Lepaskan tanganmu."

"Almeera, tenanglah dulu. Coba perhatikan." balas Shahed.

Kemudian Shahed melepaskan genggamannya dan menunjukkan cara mengambil getah pohon Myrrh kepada Almeera. Ia memotong dahan pohon Myrrh yang menjulur kebawah menggunakan jambia miliknya yang sangat tajam. 

Aroma yang cukup harum merebak ke udara. Cairan kental mulai nampak dari bekas potongan. Membentuk bulatan -- bulatan kecil berwarna putih susu. Pelan -- pelan getah itu terlihat menetes keluar.  Ia segera meletakkan kendi yang dibawanya tepat dibawah tetesan getah Myrrh.

"Kau lihat? Mudah bukan?"ucap Shahed.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun