Beberapa menit telah berlalu. Teana akhirnya keluar dari kamarnya menuju halaman depat penginapan Al Anbath. Bergabung dengan pengikutnya yang sudah menunggunya dari tadi.
Pagi itu matahari bersinar tidak terlalu terik. Membuat udara terasa begitu hangat. Sehangat apa yang dirasakan Teana saat ini.
“Kemal, apakah barang dagangan untuk hari ini sudah kamu persiapkan ?” ucap Teana sambil membawa kuda miliknya.
“Sudah Tuan, semuanya sudah siap. Tinggal menunggu perintah Tuan.“ balas Kemal.
“Baiklah, ayo kita segera berangkat menuju rumah Tuan Mahmud. Aku ada perlu dengannya hari ini.” ucap Teana sambil menarik tali kekang kudanya yang kemudian diikuti rombongannya dibelakang.
Saat pagi menjelang siang, waktu matahari bersinar tidak terlalu panas. Rombongan Teana meninggalkan penginapan. Keberangkatan mereka pagi itu disambut hembusan angin gunung yang menyejukkan.
Mereka melintasi jalanan di Gunung Hor yang sedikit terjal. Mereka hanya membawa dua ekor unta dan seekor kuda. Karena kebetulan hari ini Teana hendak mengirim Myrrh pesanan saudagar Mahmud. Yakni cairan harum yang berasal dari getah pohon Myrrh. Pohon yang tumbuh subur di Kota Hegra.
“Berapa botol Myrrh yang kamu bawa?” tanya Teana kepada Kemal.
“Tidak banyak Tuanku, tidak lebih dari dua puluh botol.” jawab Kemal yang mengikuti dibelakang.
“Hmm… Sebenarnya masih kurang, karena di Kota Petra banyak saudagar yang menyukai minyak wangi kita. Tapi tidak apa – apa. Mungkin lain kali kita bawa minyak wangi yang lebih banyak.” ucap Teana singkat.
“Iya Tuan, sebaiknya begitu.“ balas Kemal.