Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Nobody": Serigala yang Menanggalkan Bulu Dombanya

29 April 2021   20:26 Diperbarui: 29 April 2021   20:30 4313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutch Mansell (Bob Odenkirk) dahulu dikenal sebagai orang yang paling berbahaya di Pentagon. Ia bahkan dijuluki Lone Wolf. Hingga akhirnya ia memilih pensiun, dan mengantongi masa lalunya yang kelam dan penuh kekerasan; beralih menjalani kehidupan orang normal sebagai seorang suami dan ayah dari putra-putrinya.

Menjadi normal nyatanya tidak mudah bagi Hutch. Tidak banyak variasi menyenangkan, tidak ada tantangan seperti dulu. Hidupnya terjebak dalam kemonotonan. Beberapa kali tampak serigala dalam dirinya berontak dari kandang, ingin lepas, ingin bebas. Tapi ia berkomitmen untuk mengencangkan belenggu. Ia menolak terpancing menolak kekerasan. Baginya melakukan tindak kekerasan bisa membuat identitas lamanya muncul kembali ke permukaan. Bahkan saat rumahnya disatroni pencuri, ia memilih mengalah ketimbang meringkus si pencuri.
Sayangnya, tindakan itu tak mendapat apresiasi dari istri dan putranya juga tetangganya. Ia dicemooh sebagai pria lemah yang tak sanggup jadi tameng bagi keluarganya.

Hanya putrinya yang peduli padanya dan menghargainya. Maka tak heran, ketika tahu kalau gelang kucing milik putrinya dikira terbawa oleh si maling, timbul dorongan dalam dirinya untuk mendapatkan kembali gelang itu.

Berkat keahlian yang dimilikinya di masa lalu, ia berhasil melacak jejak si pencuri. Dengan amarah yang menggebu akibat ejekan istri dan putranya, ia bermaksud meringkus si pencuri. Namun sedetik sebelum serigala dalam dirinya mendobrak pintu kandang dan menerkam, ia menyaksikan bahwa si maling mencuri hanya demi mencukupi bayinya yang tengah sakit. Ia batal melepaskan serigala dalam dirinya.

Amarah dalam dirinya jelas perlu dilampiaskan. Seperti mendapat kado, di dalam bus saat perjalanan pulang, ia bertemu segerombolan gengster yang berulah. Dalam bus ia meringkus semuanya. Salah seorang adalah adik dari mafia Rusia, Yulian. Kini, Hutch harus menghadapi pembalasan dari Yulian.

Mirip John Wick

Lahir dari penulis yang menggarap John Wick, Nobody jelas memiliki beberapa kesamaan, seperti: tokoh utama yang merupakan bapak-bapak yang memiliki masa lalu kelam dan ingin dikuburnya dalam-dalam, hal remeh yang mendorongnya untuk beraksi, hingga cara berkelahinya yang terkesan kaku dan kelelahan. Ya, Nobody memiliki itu semua.

Hanya saja, John Wick dan Hutch lahir dari dua sisi yang berseberangan walaupun hidup yang mereka tempuh sama-sama penuh dengan kekerasan. John Wick merupakan seorang pembunuh bayaran dengan semesta hotel Continental-nya. Sementara Hutch adalah agen FBI yang paling berbahaya. (Mungkinkah bakal ada film yang membenturkan keduanya?)

Perbedaan lainnya, jika John Wick lebih bernuansa gelap, untuk mendukung sang tokoh utama yang membungkus dirinya dengan kesendirian dan kesunyian; Nobody punya nuansa lebih cerah dan terkesan komikal. Ini terlihat misalnya dalam adegan tembak menembak yang diiringi musik yang ceria, mengingatkan kita pada salah satu adegan di Deadpool atau Suicide Squad. Juga saat Hutch menceritakan masa lalunya dengan cara yang lucu kepada para musuhnya menjelang kematian mereka.

Selain mendapat aksi-aksi yang seru dan humor yang menghibur, selipan dramanya juga mampu mengantarkan kita untuk merasa dekat dengan Hutch.

Maskulinitas Beracun

Bagian ini bisa dilihat dalam selipan drama yang sebetulnya tak terlalu kaya, mengingat film ini memang mengandalkan aksi sebagai bahan bakar utamanya. Meski tak digali secara serius, setidaknya itu bisa memberi kita gambaran guncangan macam apa yang tengah menggangu kehidupan normal Hutch, utamanya sejak kunjungan si pencuri.

Secara beruntun, orang-orang di sekelilingnya kehilangan rasa hormat padanya. Dimulai dari istrinya yang memandangnya dengan tatapan kecewa saat ia melewatkan truk sampah; salah seorang polisi yang berkomentar meremehkan saat tahu ia tak berbuat apa-apa buat melindungi keluarganya; begitu pun tetangga samping rumahnya; bahkan abang iparnya membekali ia pistol setelah menceramahinya soal menjadi laki-laki. Namun guncangan terbesar datang dari putranya yang mengharapkan Hutch melawan. Sejak malam perampokan, putranya itu kerap melontarkan komentar meremehkan padanya. Dan kita tahu, bagi seorang ayah, kehilangan rasa hormat dari putranya, merupakan derita yang tak terperi.

Mereka semua terus sok pintar mengajari Hutch caranya menjadi laki-laki sungguhan, pejantan yang tangguh. Padahal Hutch jauh lebih mampu menjadi lelaki semacam itu ketimbang mereka. Dan saat Hutch mulai mendatangi kembali masa lalunya, menjadi dirinya yang dahulu, makin tampilah sosok tersebut. Hutch menjadi sosok lelaki sungguhan tanpa bergantung pada pistol atau mobil yang "laki banget" atau tanda pengenal FBI. Bahkan saat menggali informasi soal tato yang dilihatnya di tangan salah satu pencuri, alih-alih berkelahi ia lebih memilih membayar. Ia diakui sebagai lelaki sungguhan lewat reputasinya selama ini dari mereka yang mengenalnya.

Meski pada akhirnya Hutch memenuhi kriteria "menjadi laki-laki" dari mereka yang memandangnya rendah, dengan berkelahi dan melawan musuh-musuhnya yang datang, menaiki mobil yang "laki banget" dan kebut-kebutan, dan membumi hanguskan rumahnya; kau pasti bakal sepakat kalau Hutch memang layak untuk itu semua, tanpa bisa ditawar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun