Kompasiana - Ranai : Kabupaten Natuna, wilayah kepulauan yang kaya sumber daya alam, tengah menghadapi tantangan dalam pengelolaan keuangan daerah. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 memberikan dampak signifikan, memaksa pemerintah daerah untuk melakukan penyesuaian anggaran. Kondisi ini berimbas pada tertundanya pembayaran beberapa kegiatan realisasi tahun 2024 dan tunjangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Fenomena ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Natuna, Ilham Kauli, S.Sos, M.Si. Sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispenduk) Kabupaten Natuna, Ilham Kauli memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi riil di lapangan. Namun, sebagai tokoh agama, ia juga memberikan perspektif yang berbeda.
"Dalam perspektif Muhammadiyah, prinsip keadilan dan kesejahteraan menjadi landasan utama. Efisiensi anggaran tidak boleh mengorbankan hak-hak dasar masyarakat, termasuk hak ASN untuk mendapatkan tunjangan yang layak dan kegiatan realisasi fisik yang belum terbayarkan," ujar Ilham Kauli.
Ilham Kauli juga menyampaikan beberapa potongan ayat Al-Quran pada surat Almaidah ayat 1 Â yang berisikan tentang pemenuhan janji-janji yang telah diucapkan sebagai seorang hamba yang beriman kepada ALLAH SWT. kepada sesama manusia.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pihak untuk mengambil hikmah dari situasi ini. Bulan suci Ramadan, yang identik dengan refleksi diri dan peningkatan kepedulian sosial, menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong.
"Kita perlu mengedepankan dialog dan musyawarah untuk mencari solusi terbaik. Pemerintah daerah perlu melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kebijakan yang diambil dapat diterima dan dijalankan bersama," tambahnya.
Ilham Kauli juga mengutip beberapa potongan ayat Al-quran dalam Surat An-Nahl ayat ke 90 yang mempunyai makna untuk berbuat adil dan kebajikan dan memberi kepada sesama kerabat serta melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan, agar manusia dapat mengambil pelajaran dari semua hikmah yang terjadi.