Mohon tunggu...
M. Fatah Mustaqim
M. Fatah Mustaqim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Membaca dan menulis apa saja yang terlintas di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pejabat Kita Hanya Membutuhkan Cermin dan Sedikit Rasa Malu

29 Oktober 2023   08:19 Diperbarui: 29 Oktober 2023   08:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pejabat Publik. Sumber gambar: istockphoto.com

Apakah mengakui kesalahan adalah kelemahan? Bukankah setiap orang niscaya pernah melakukan kesalahan. Setidaknya kekhilafan yang tak disengaja dan diinginkan. Sebagian di antara kita pun sebenarnya mudah memaafkan bahkan menghargai siapapun yang mengakui kesalahan-dengan rendah hati-sebagai orang yang bersikap ksatria.

Sikap ksatria diakui bukan dari tolak ukur kehebatan karena tidak pernah berbuat kesalahan namun bagaimana mengakui kesalahan yang niscaya pernah dilakukan oleh semua orang. Kesalahan seringkali tidak bisa kita hindari dan oleh karena itu sangat manusiawi. Kesalahan tidak serta-merta menjadi cela yang tak bisa dimaafkan. 

Banyak sekali kisah-kisah dalam epos Mahabharata dan Ramayana, umpamanya, yang menggambarkan kesalahan dan cacat-cacat para ksatria yang dikenal baik sekalipun. Persoalannya tidak terletak pada perbuatan salah tetapi bagaimana bersikap gentle, berani dan rendah hati mengakui kesalahan.

Ketika kesalahan tidak diakui seringkali muncul kesalahan yang lebih besar dan runyam. Seperti kebiasaan pejabat di sini yang gemar melemparkan tanggungjawab atas kesalahannya. 

Mudah sekali pejabat di sini melemparkan tanggungjawab kesalahan pada bawahannya sebagai kambing hitam. Atau dengan mengatasnamakan oknum tertentu sebagai biang masalah untuk menutupi blundernya sendiri. 

Sementara ia berlagak bodoh dan seolah tak tahu menahu persoalan. Bahkan tak jarang membuat skenario dan kabar burung seakan dirinya hanya menjadi korban dari kesalahan bawahannya.

Di era sekarang ketika pejabat berbicara di depan publik memberikan klarifikasi mengenai suatu persoalan, pejabat itu dengan memasang muka datar dan mimik wajah menyebalkan, biasanya akan mengatakan "Ini tanggung jawab kita bersama, jangan saling menyalahkan" blablabla. 

Memang terdengar absurd karena kesalahan bukannya diakui tetapi malah ditimpakan pada orang lain bahkan pada jutaan orang yang memberikan mandat kepadanya. Padahal ia hanya perlu melihat muka sendiri dengan bercermin dan menurunkan ego dengan sedikit rasa malu.

Tetapi apa boleh buat, kebanyakan pejabat itu tidak akan pernah mau bercermin apalagi mengakui kesalahan selama mereka masih memegang keyakinan feodalistik bahwa mengakui kesalahan adalah kelemahan. 

Mengakui kesalahan sama dengan menghina dan mencemarkan nama baik diri sendiri. Padahal kesalahan belum tentu suatu kehinaan. Kesalahan pasti menjadi suatu kehinaan ketika orang yang berbuat salah tidak mengakuinya bahkan menimpakan kesalahan itu kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun