Hampir seluruh manusia di muka bumi ini pernah mengalami patah hati. Patah hati adalah bagian alami dari kehidupan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah perasaan sedih, kecewa, dan kehilangan yang di alami seseorang setelah putus cinta dan di tinggalkan kekasih. Namun, fatalnya patah hati ini dapat menimbulkan dampak negative bagi system imun kita. Mengutip ahli terapis individu dan pasangan dari Amerika Serikat, "Pikiran merupakan organ yang sangat kuat dan patah hati merupakan emosi yang amat kuat pula".
 Menurut Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikologi klinis, patah hati memicu reaksi pada system saraf seperti hal nya kehilangan orang terkasih. Otak kita memiliki mekanisme biologis yang dirancang untuk membentuk ikatan emosional. Ketika ikatan tersebut terputus, system saraf menjadi tidak seimbang. Hal ini memicu rasa kesepian, penolakan, dan bahkan rasa takut. Proses ini melibatkan area otak yang sama dengan area yang aktif ketika merasakan sakit fisik, sehingga rasa sakit emosional saat patah hati terasa sangat nyata. Perasaan seseorang juga di pengaruhi oleh hormon-hormon tertentu, seperti hormon dopamine yang menstimulasi perasaan senang seseorang, hormon neropinephrine yang menstimulasi perasaan ceria ataupun gembira, hormon serotonin sebagai hormon yang berperan dalam mengatur keseimbangan rasa namun bekerja pula dalam memicu perasaan bahagia, dan yang terakhir adalah hormon cortisol yaitu hormon yang menstimulasi perasaan stress.
 Disaat seseorang mengalami patah hati hormon dopamine dan neropinephrine akan terganggu dan berhenti bekerja, yang mana akan memicu hormon cortisol lepas sehingga memicu stress pada seseorang yang patah hati. Di kondisi inilah keseimbangan imun manusia terganggu yang menyebabkan seseorang mudah jatuh sakit.
 Seperti dilansir dari Medical News Today, penelitian yang dilakukan oleh para spesialis asal Pennsylvania State University menemukan bahwa suasana hati yang negative dapat mengubah fungsi respons system imun. Kondisi ini berkaitan erat dengan meningkatnya risiko peradangan saat anda merasakan stress atau kecemasan yang berlebih. Stress memicu system saraf simpatik untuk melepaskan hormon sebagai naluri bertahan hidup. Hormon-hormon ini diproduksi oleh sumbu simpatik-adrenal-medular (SAM) dan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA). Sumbu HPA dimodulasi oleh sikotin dan umpan balik ke otak.
 Sumbu SAM merangsang pelepasan Epinefrin (Adrenalin) dan Neropinefrin (Noradrelin) sebagai respons langsung terhadap stress. Hormon-hormon ini adalah katekolamin yang bekerja sama untuk menghasilkan gejala yang kita kenal sebagai respons 'lawan atau lari'. Hormon mengubah fungsi system imun dengan mengikat langsung ke reseptor sel imun atau memengaruhi kimia otak melalui umpan balik negative sitokin. Hal ini dapat menimbulkan dampak-dampak seperti
Mempengaruhi nafsu makan dan minum
Menurunnya respon imun terhadap penyakit
Melemahnya anti bodi
Ternyata patah hati bukan masalah sepele dari kisah cinta kita aja. Namun, memiliki dampak bagi kesehatan imun kita juga, loh. Dengan memahami dan mengetahui cara untuk menghadapinya dengan bijak, kita bisa meminimalisir dampak negative dan memulihkan kesehatan kita baik mental maupun imun.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI