Mohon tunggu...
lydia sari
lydia sari Mohon Tunggu... -

just me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mezzoforte VII (Ending)

12 September 2010   14:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

***

,,Pak, teman Bintang mau berkunjung ke rumah. Bintang harap, bapak bisa simpan rahasia kita yah,Pak. Tolong..” ujar Bintang kepada Pak Reno.
,,Nak Bintang, bapaknya bukannya gak mau menyimpan rahasia ini. Cuma apabila terus-terusan begini, gak baik,Nak. Kasian orang tua nak Bintang, pasti mereka cemas dengan keadaan nak Bintang,” tutur Pak Reno yang beberapa bulan ini menjadi orang tua angkat Bintang.
,,Iya,nak, benar, kami takut kalau terjadi apa-apa dengan kesehatan nak Bintang. Kami tidak punya cukup biaya kalau-kalau nak Bintang harus dirawat ke Rumah Sakit,” ungkap Bu Shaula, istri Pak Reno.
,,Tenang aja Bu, Bintang janji gak akan terlalu sering pulang malam, untuk saat ini, Bintang belum mau pulang ke rumah, Bintang belum bisa ninggalin semuanya, Bu. Tolong Bintang, Bu” ucap Bintang sedih.

Bu Shaula merangkul Bintang, ia sudah menganggap Bintang sebagai anaknya sendiri. Kehidupan Bintang kini telah jauh dari kekhawatiran orang tuanya yang berlebihan dengan keadaannya. Ia menderita penyakit paru-paru basah. Dokter telah memberikannya dua pilihan yaitu istirahat di rumah dengan perawatan intensif atau rawat inap di Rumah Sakit. Namun, Bintang merasa dirinya cukup kuat untuk tetap menjalani rutinitasnya.

Bintang telah lama mengenal keluarga pak Reno. Ia sering berkunjung ke rumah pak Reno dan bu Shaula untuk membeli buku-buku sastra bekas. Sejak kelahiran gadis kecilnya, Lydia, mereka membuka usaha buku dan majalah bekas. Mereka berpikir bahwa jika hanya berjualan kue-kue basah tidak akan cukup untuk membeli keperluan sehari-hari gadis kecilnya itu. Oleh karena itu, dengan modal secukupnya, mereka mulai membuat toko buku dan majalah bekas.

***

,,Assalamualaikum, mama ya?,” tanya Bintang mendekatkan ponsel ke telinganya.
,,Bintang! Nak, kamu dimana sekarang? Mama sudah cari kamu kemana-mana. Katakan, sekarang dimana, sayang?,” tanya bu Vivi bertubi-tubi.
,,Tenang Ma, Bintang Alhamdulillah baik-baik saja. Mama gak usah khawatir. InsyaAllah Bintang tinggal di tempat yang baik, Ma” jelas Bintang pelan.
,,Tapi Nak, papa sudah sakit-sakitan. Kadang-kadang suka sesak nafas dan jantungnya kumat gara-gara mikirin kamu. Tolong Nak, mama mohon. Pulanglah,”
,,Masyaallah, terus sekarang keadaan papa gimana, Ma? Belum bisa sekarang,Ma. Bintang masih ada urusan,”
,,Urusan apalagi, nak? Bintang, ingat, kondisi tubuhmu tidak seperti dulu. Jangan bikin mama khawatir, Nak!,” ujar Mama semakin resah.
,,Iya,Ma. Bintang janji, setelah urusan ini selesai, Bintang pulang ke rumah untuk..,”
,,Untuk mama bawa ke rumah sakit di Jerman”
,,Iya,Ma. Insyaallah,” jawab Bintang kemudian menutup pembicaraan.
Bu Vivi terisak-isak mengingat kondisi Bintang yang tidak sesehat dahulu. Bintang merupakan satu-satunya harapan keluarga yang kini entah dimana keberadaannya. Kini, yang hanya dapat ia lakukan adalah berdoa agar keadaan suaminya, pak Andy, semakin membaik dan Bintang segera pulang.

***

Pendaftaran young pianist audition akan segera ditutup dua minggu lagi, namun Sheila belum menetapkan hati untuk mengikuti audisi itu atau tidak. Ia menyusuri trotoar menuju kampusnya untuk bimbingan skripsi yang telah dijadwalkan sebelumnya.
,,Sheila, bab 4 sudah oke! Sekarang kamu fokus ke bab 5 deh. Setelah itu, biar cepet sidang,” ujar wanita berjilbab hijau cerah itu.
,,Serius, Bu? Wuah, Alhamdulillah. Oh ya bu Rita, kira-kira kalau dua minggu lagi, aku daftar sidang, bisa gak yah, bu?,” tanya Sheila dengan mata berbinar.
,,InsyaAllah bisa. Saya sarankan dalam minggu ini, kamu kelarin bab 5. Minggu depan kita bimbingan lagi,”
,,Hmm, Bu Rita, dosen pengujinya kira-kira siapa, Bu?,”
,,Biasanya, dosen penguji yang selalu dipasangkan dengan saya yaaaa.... Pak Taruna,”
,,Oo.. pak Taruna yang ngajar International Bussiness itu, Bu? Wuah, dia kan terkenal jahat di sidang, Bu,”
,,Ah, kamu. Gak juga kok! Dia bisa kayak gitu kalau mahasiswanya gak menguasai apa yang mereka tulis. Wajar dong?,”
,,Iya juga sih, Bu. Hehehe.. Anyway, thanks yah, Bu”
,,Sama-sama, Sheila. Saya tunggu hari senin depan yah,”
,,Siip Bu, InsyaAllah,”
Sheila bergegas meninggalkan ruangan Bu Rita. Ia berjanji pada Bintang untuk mengajar piano sore ini. Ia tidak ingin adik-adik kecewa menunggunya lama.
,,Woi La! Buru-buru amat… hehehe..tumben nongol di kampus,La?,” tanya Amanda tiba-tiba menepuk pundaknya.
,,Eh, iya nih, abis bimbingan. Hee..,” jawab Sheila.
,,Oh bimbingan, dosen pembimbing lo siapa, La?”
,,Bu Rita…,”
,,Weits Bu Rita, IPK lo tinggi dong, La? Tuh, buktinya dapet dosen luar biasa kayak dia, hehe,”
,,Alhamdulillah, tapi gak juga koq. Semua bisa dapetin bimbingan dia,”
,,Hmm, Bu Rita yaa? Berarti kemungkinan besar, lo bakalan diuji sama calonnya tuh! Haha,”
,,Haah?? Calon?? Calon siapa?,”
,,Calon suaminya Bu Rita..”
,,Wah, siapa,Nda?,”
,,Mr. Taruna,”
,,Haaahh??!!,”
,,Lah, lo gimana sih, mahasiswi bimbingannya gak tau!,”
,,Hahh?? Iya, gue gak tau. Hhmm.. Hehehe,”
,,Napa lo nyengir-nyengir?,”
,,Gak kok.. Hehee,”
,,Eh La, abis ini mo langsung pulang? Mampir dulu yuk, nongkong. Jadi Anak Gaul Jakarta,”
,,Gak Nda, gue mo nongkrong juga kok kayak lo,”
,,Nah gitu dong, La. Gak cupu!,”
,,Sayangnya gue gak nongkrong bareng lo, Nda. Hehe,”
,,Lah, bareng siapa dong?”
,,Sendirian laah,, lo mau nemenin gw nongkrong di toilet?? Hahhaa,”
,,Dasar lo, La!”
,,Emang mau kemana sih, Nda?,”
,,Yah, jalan-jalan aja. Gue males pulang ke rumah. Gak ada siapa-siapa selain mba gue,”
,,Hmm, mending ikutan gue,”
,,Emang mau kemana, La? Ke mall mana?,”
,,Deket mall sih iya, tapi bukan mall. Tapi gue sangsi, lo mau ke sana,”
,,Hah? Deket mall tapi bukan mall? Apaan tuh? Aneh,”

Sheila menceritakan semua kegiatan yang ia geluti beberapa bulan terakhir ini. Ia dan teman-teman merencanakan untuk membangun rumah singgah sederhana di kawasan itu dengan tenaga pendidik yang terdiri dari mahasiswa di kampusnya.
,,Hiih,, ogah gw nongkrong di tempat begituan! Apa kata dunia? Ogah!,”
,,Tuh kan, lo gak mau! Yah, terserah lo sih, Nda. Tapi, coba pikir deh, mencerdaskan bangsa itu bagian dari tanggung jawab kita, Nda. Jangan sampai kemiskinan membuat mereka fakir iman dan ilmu pengetahuan,”
,,Gak ngerti ahh !,”
,,Kalo gak ngerti, tanya sama om Google, oke? Assalamualaikum,”
Sheila berlalu tanpa mengubris pendapat Amanda lagi. Baginya, butuh waktu yang sangat lama untuk mengajak teman yang satu ini menuju perbaikan diri. Ia mempercepat langkahnya menuju parkiran kampus, tempat dimana pak Argamaya menunggu untuk mengantarkannya ke rumah bu Annie.

***

,,Sheila, gimana? Sudah daftar audisi itu? Uhuuk,, Uhuuk..,” tanya Bintang sambil terbatuk.
,,Belum, Bin. Btw, kamu sakit, Bin?,” tanya Sheila khawatir.
,,Gak koq, kemarin minum es jadi begini deh. Hehe,” jawabnya.
,,Serius, Bin?,”
,,Iya, Sheila, oh ya, kenapa belum daftar, La? ”
,,Aku lagi fokus skripsi, Bin,”
,,Bener alasannya itu?,”
,,Hmm..”
,,Tuh kan.. aku udah duga, bukan itu alasannya. Sheila, aku yakin kamu bisa. Semangat yah, La,”
Mendengar ucapan Bintang, Sheila tertegun dan merasakan getiran di hatinya. Degupan jantungnya semakin cepat.
,,Bin, aku ke dalam dulu ya,” ujar Sheila kaku.
,,Iya, La,” sahut Bintang tersenyum dengan wajah pucat pasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun