Hal pertama yang perlu kita tentukan adalah apakah kita ingin volunteer di dalam negeri atau luar negeri. Kalau budget terbatas dan ini pengalaman volunteer pertama kita, mulai dari dalam negeri adalah pilihan yang bijak. Indonesia sendiri punya banyak sekali program volunteer yang menarik, mulai dari mengajar di daerah terpencil, konservasi lingkungan, hingga membantu UMKM lokal. Keuntungan volunteer di dalam negeri adalah kita tidak perlu mengurus visa, tiket pesawat lebih murah, dan secara budaya kita sudah lebih familiar sehingga adaptasinya lebih mudah. Namun kalau kita punya budget lebih dan ingin pengalaman yang lebih challenging, volunteer di luar negeri bisa menjadi pilihan. Negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, atau Kamboja adalah destinasi populer karena biaya hidupnya relatif terjangkau.
Selanjutnya, kita perlu memilih jenis program volunteer yang sesuai dengan minat dan keahlian kita. Kalau kita suka anak-anak dan punya kemampuan mengajar, program pendidikan bisa jadi pilihan. Kalau peduli lingkungan dan suka outdoor activity, konservasi atau farming cocok untuk kita. Kalau punya skill di bidang desain atau marketing, banyak NGO atau social enterprise yang butuh bantuan untuk mengelola konten media sosial mereka. Memilih program yang align dengan passion kita penting agar kita tidak cepat bosan dan bisa memberikan kontribusi maksimal.
Platform untuk mencari program volunteer juga beragam. Untuk volunteer luar negeri, platform seperti Workaway, Worldpackers, atau WWOOF adalah yang paling populer. Platform-platform ini biasanya meminta biaya membership tahunan sekitar 300 hingga 700 ribu rupiah, tapi dengan akses itu kita bisa apply ke ribuan program di seluruh dunia. Untuk volunteer dalam negeri, kita bisa mencari melalui website resmi pemerintah atau langsung menghubungi NGO dan komunitas lokal. Media sosial seperti Instagram juga banyak akun yang khusus share informasi lowongan volunteer.
Yang tidak kalah penting adalah riset tentang program dan host yang akan kita tuju. Jangan langsung tergiur dengan foto-foto cantik dan deskripsi yang menarik. Baca review dari volunteer sebelumnya dengan teliti. Perhatikan apakah mereka puas dengan akomodasi, makanan, dan perlakuan dari host. Lihat juga apakah ada red flag seperti jam kerja yang terlalu panjang atau kondisi tempat tinggal yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Sebelum memutuskan, komunikasi langsung dengan host juga sangat penting. Jangan ragu untuk bertanya detail tentang apa saja yang akan kita kerjakan, berapa jam per hari, apa saja fasilitas yang disediakan, dan bagaimana aturan di tempat tinggal.
Mempersiapkan Diri dan Memaksimalkan Pengalaman
Setelah memilih program dan diterima sebagai volunteer, persiapan yang matang akan menentukan seberapa smooth dan menyenangkan pengalaman kita nanti. Persiapan ini bukan hanya soal packing barang, tapi juga mental dan ekspektasi kita tentang apa yang akan kita hadapi.
Dari sisi finansial, meskipun akomodasi dan makan gratis, kita tetap perlu menyiapkan dana untuk transportasi dan uang saku. Hitung dengan realistis berapa biaya untuk sampai ke lokasi, baik itu tiket pesawat, bus, atau kereta. Jangan lupa sisihkan dana darurat untuk hal-hal yang tidak terduga. Untuk uang saku, sesuaikan dengan aktivitas yang mungkin kita lakukan di hari libur. Sebagai gambaran, untuk volunteer dua minggu di dalam negeri, budget total sekitar dua hingga tiga juta rupiah sudah cukup, termasuk transportasi dan uang jajan.
Persiapan barang bawaan juga penting. Karena kita akan tinggal dan bekerja di tempat baru, bawa pakaian yang praktis dan sesuai dengan jenis pekerjaan volunteer kita. Kalau volunteer di pertanian, bawa sepatu yang nyaman dan pakaian yang tidak masalah kotor. Kalau volunteer di hostel atau mengajar, bawa pakaian yang rapi dan presentable. Jangan lupa bawa obat-obatan pribadi, terutama kalau kita punya alergi atau kondisi kesehatan tertentu.
Mental preparation sama pentingnya dengan persiapan fisik. Kita harus siap dengan kemungkinan culture shock, terutama kalau volunteer di daerah dengan budaya yang sangat berbeda dari yang biasa kita alami. Fasilitas mungkin tidak sekomplit di rumah atau kos kita. Air panas mungkin tidak ada, WiFi mungkin lemot, atau makanan mungkin tidak sesuai selera kita. Ini semua adalah bagian dari petualangan. Datanglah dengan pikiran terbuka dan attitude yang humble. Ingat bahwa kita datang untuk belajar dan berkontribusi, bukan untuk dilayani.
Selama menjalani program volunteer, maksimalkan setiap kesempatan untuk belajar dan berinteraksi. Jangan hanya fokus menyelesaikan tugas volunteer, tapi benar-benar engage dengan komunitas lokal dan sesama volunteer. Tanyakan tentang kehidupan mereka, ceritakan juga tentang diri kita. Pertukaran budaya ini adalah salah satu hal paling berharga dari volunteer tourism. Di waktu luang, explore area sekitar, coba makanan lokal, ikut kegiatan tradisional. Pengalaman-pengalaman kecil ini yang akan menjadi cerita menarik yang kita bawa pulang.
Dokumentasikan pengalaman volunteer kita dengan baik. Bukan hanya untuk konten media sosial, tapi juga untuk portfolio pribadi. Ambil foto-foto kegiatan volunteer, minta testimonial dari host atau koordinator, dan catat achievement atau project yang kita selesaikan. Semua ini akan sangat berguna saat kita memasukkannya ke dalam CV atau portfolio untuk apply pekerjaan nanti. Beberapa program volunteer juga memberikan sertifikat atau reference letter, jadi pastikan kita request ini sebelum program berakhir.