Mohon tunggu...
Lybertha
Lybertha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Bukan Puisi

7 Mei 2024   20:48 Diperbarui: 8 Mei 2024   09:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serpihan batu menembakkan dirinya

Debu mencucikan tangannya

Terik menghujani tubuh

Angin membolongi rusuk

Dentuman memenuhi ruang tanpa batas

Hantaman yang semestinya lembut mampu memecahkannya


Dari kuat menjadi menjadi lemah

Dari lemah, bersatu menjadi kuat

Dirinya tak pernah mempedulikan angka

Bahkan lekukan halus yang ada di wajahnya ia hiraukan

Kotor yang menemaninya diabaikan demi benda bernilai

Terulang tanpa jeda, sampai yang ada tamat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun