Mohon tunggu...
Luthfy candra
Luthfy candra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Benarkah Media Konvensional "Koran" Akan Tergeser Media Daring?

15 Juli 2018   20:06 Diperbarui: 15 Juli 2018   20:30 2667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia saat ini memang berkembang dengan pesat, terutama di bidang elektronik. Kegiatan Jurnalisme saat ini pun bukan saja dilakukan melalui media cetak, namun dengan media elektronik, media online. Beragam jenis media yang ada, media online adalah yang paling sering digunakan oleh masyarakat modern saat ini. Dewan Pers menyatakan, selama 2016 pertumbuhan media online di Indonesia mencapai sekitar 43 ribu situs. Dari data dewan pers ini sudah dapat di lihat dampak dari perkembangan teknologi saat ini, bahwa media konvensional atau media cetak mengalami sebuah penuruan minat pembacanya, karena sebuah berita yang di dapat dilapangan tak sewena-wena langsung diterbitkan begitu saja, harus melalui tahapan seperti rapat redaksi, menyusun kata yang baik kemudian diketik lalu dicetak dan esok baru bisa disebarkan. Sungguh lama tahapan agar orang bisa mengetahui sebuh informasi, namun dengan era globalisasi saat ini masyarakat dapat dimudahkan mengetahui segala informasi dari segala sisi.

Perkembangan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi begitu cepat, dari data KOMINFO yang diakses di laman KOMINFO yang diterbitkan pada (08 mei 2014) tercatat bahwa pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut pula Indonesia tercatat berada diperingkat ke-8 dunia dalam penggunaan internet. Dari jumlah pengguna internet tersebut, 80% diantaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun. Untuk penggunaan facebook, Indonesia di peringkat ke-4 besar dunia. Tidak bisa dipungkiri, dari jumlah pertumbuhan yang sangat cepet tersebut akan memberikan dampak dan menimbulkan mudarat yang mengkhawatirkan akan merusak pola perkembangan remaja yang belum mampu memanfaatkan internet dengan baik.

Berkembangnya teknologi ini sebenarnya memberikan sebuah kontribusi nyata pada keberlangsungan kehidupan manusia, terutama dalam penyebaran sebuah informasi melalui internet atau media online.

Kemajuan teknologi ini mengubah gaya hidup masyarakat yang sebelumnya mencari atau membaca sebuah informasi dari media cetak atau surat kabar ini sekarang telah dimudahkan dengan perkembangan teknologi yang pesat.

Media konvensional atau juga media cetak merupakan bentuk media massa yang sudah ada sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Media cetak pertama kali diterbitkan di Eropa pada abad ke 7. Di Indonesia media cetak berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat. Media cetak di Indonesia, semenjak reformasi terdapat 1.500 media cetak (data juli 1999), baik itu surat kabar maupun majalah. Sekitar 70% dari medai cetak terbit di Jakarta, dan sisanya tersebar di seluruh daerah Indonesia (Aceng Abdullah, 2000:10).

Perkembangan teknologi yang kian tahun kian pesat membuat media konvensional harus membuat perubahan yang membuat masyarakat mau menikmati informasi dari sebuah lembaga media konvensional tersebut membuat berita versi online seperti kompas.com, tribunnews.com, radaronline.com. Perubahan gaya hidup ini didukung dengan hasil survei yang dilakukan oleh Pew Project for Excllence in Journalism pada tahun 2010. Dimana 34% responden membaca berita secara online dalam 1x24 jam (31% memilih membaca  melalui surat kabar) dan secara keseluruhan waktu 41% membaca melalui media online 10% membaca melalui surat kabar. Generasi usai 18-29 tahun 65% menyatakan sumber utama berita mereka adalah internet. Kehadiran media online merupakan hal yang positif bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun hal yang perlu dicermati dari hasil survei ini adalah bagaimana industri surat kabar dapat melakukan suatu hal yang mempu mempengaruhi generasi usia 18-29 tahun ini untuk membaca surat kabar.

Saat ini perkembangan teknologi di era globalisasi ini sudah menjadi sebuah kemajuan untuk setiap bangsa, berkat pemikiran orang-orang terdahulu yang sudah merancang semua ini mampu merubah gaya hidup masyarakat yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini sudah menjadi mudah dan menjadi lebih instan dalam mengakses informasi dari berbagai bagian belahan dunia. Tercatat pada tahun 2014 diakses dari laman web KOMINFO menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 82 juta orang. Dan dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna (www.antaranews.com). Hal ini didorong oleh meningkatnya penggunaan perangkat mobile, berupa smartphone maupun tablet serta jaringan Wi-Fi.

Semua itu ditujukan demi mempermudah semua orang dalam mencari sebuah informasi yang falid sesuai kenyataan yang ada, penemuan informasi yang sangat  mudah membuat orang menjadi lebih sering memanfaatkan internet sebagai sarana mencari informasi yang lebih up to date, melalui internet bisa diakses dimana saja, kapan saja, dan dimana saja. Dewan Pers menyatakan, selama 2016 pertumbuhan media online di Indonesia mencapai sekitar 43 ribu situs. Dari data dewan pers ini sudah dapat di lihat dampak dari perkembangan teknologi saat ini, bahwa media konvensional atau media cetak mengalami sebuah penuruan minat pembacanya, karena sebuah berita yang di dapat dilapangan tak sewena-wena langsung diterbitkan begitu saja, harus melalui tahapan seperti rapat redaksi, menyusun kata yang baik kemudian diketik lalu dicetak dan esok baru bisa disebarkan.

Semakin berkembangnya zaman semakin pula pertumbuhan teknologi semakin pesat dan semakin mudah, namun dari kemudahan itu ada pula dampak yang terjadi dalam sebuah media massa lainnya, yaitu media konvensional seperti surat kabar. Sejarah surat kabar yang terdapat di dunia adalah media konvensional atau juga media cetak merupakan bentuk media massa yang sudah ada sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Media cetak pertama kali diterbitkan di Eropa pada abad ke 7. Di Indonesia media cetak berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat. Media cetak di Indonesia, semenjak reformasi terdapat 1.500 media cetak (data juli 1999), baik itu surat kabar maupun majalah. Sekitar 70% dari medai cetak terbit di Jakarta, dan sisanya tersebar di seluruh daerah Indonesia (Aceng Abdullah, 2000:10). Di pertengahan 80-an kualitas media cetak di Indonesai semakin membaik dari sudut tiras, perwajahan, maupun kualitas isinya semakin beragam dan spesifik.

Awal juli 2017, gelayut mendung dunia jurnalistik Tanah Air terjadi kala biro daerah Koran Sindo ditutup setelah 11 tahun beroperasi per 29 juni 2016. Terasa lebih mendung karena terjadi pada grup media besar dengan pengalaman bisnis media karatan plus pemilik modalnya kakap. Ada sejumlah data yang bisa digunakan dalam membedah hal ini (secara sederhana). Konsultan bisnis PwC dalam laporan Perspective from the Global Entertaiment and Media Outlook 2017 menyebutkan, laju global pertumbuhan koran dalam lima tahun ke depan adalah minus 8,3%.

Sekalipun bagi koran seperti The Rocky Montain di Amerika Serikat yang sudah terbit sejak 1859 terpaksa tutup pada 2009, data Serikat Perusahaan Pers (dh/Serikat Penerbit Kabar/SPS) tahun 2013 menyebutkan, tahun 2020 jumlah penerbitan media cetak di Indonesia mencapai 2.003 baik koran harian maupun mingguan serta majalah dengan jumlah tiras atau keterjualan mencapai 17 juta ekslemplar. Akan tetapi, tahun 2004 menurun jadi 695 penerbitan dengan 16 juta ekslempar. Angin segar terjadi pada tahun 2006 (825 penerbitan dengan jumlah 18 juta ekslempar) dan tahun 2013 (1.254 penerbitan dengan 22,34 juta ekslempar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun